27.4 C
New York
Friday, May 3, 2024

Pilu Korban Kebakaran Kampung Nelayan, Selamatkan Diri Lompat ke Kapal

Asahan, MISTAR.ID

Musibah kebakaran hebat di perkampungan nelayan di Desa Sei Apung Jaya Kecamatan Bagan Asahan pada Minggu (17/4/22) pagi menyisakan kisah pilu bagi para korbannya
yang lolos dari kematian. Salah satunya seorang ibu bernama Hafsah Marpaung (55). Sesekali dia menyeka air mata dan memeluk erat keluarga hingga tetangga yang mendatanginya. Sesekali juga tangisnya pecah.

Meski tampak tegar, janda dua anak ini terlihat melihat lagi sisa puing bangunan rumahnya yang kini rata dengan tanah. Sementara dua anaknya terlihat menata kembali sisa-sisa seng atau bekas perabotan rumah yang terbakar. Hafsah berkisah saat kejadian dia sedang tidur. Di dalam rumah ada empat orang selain dirinya dan kedua anaknya juga ada orang tuanya yang berumur sepuh 85 tahun.

“Malam itu kami semua tidur. Ada mamak juga umurnya 85 udah payah jalan,” kata dia. Hafsah menceritakan detik-detik kebakaran saat mendengar suara gaduh tangga. “Api,
api… keluar cepat api sudah besar,” kata dia menirukan suara kepanikan warga saat itu. Listrik sudah padam saat itu. Dalam kondisi panik dan keadaan rumah yang gelap ia berusaha membopong orang tuanya keluar dari rumah. Sementara anak-anaknya berusaha
menyelamatkan barang yang bisa dibawa.

Baca juga: Data Sementara, 54 Rumah di Desa Sei Apung Asahan yang Terbakar

Namun baru beberapa saat melangkah dari rumah ia susah bergerak karena kondisi gang rumah yang sempit ditambah ramainya warga yang keluar ingin menyelamatkan barang
barang. “Tapi begitu keluar rumah kami enggak bisa kema-mana terkepung. Enggak ada jalan keluar. Di situ saya bilang ke anak anak selamatkan nyawa dulu, tinggalkan barang-
barang,” kata dia.

Satu satunya jalan agar bisa menyelamatkan diri dari kepungan api mereka harus turun ke laut dan naik ke atas sampan nelayan. Lokasi kebakaran itu memang berdempetan langsung dengan laut tempat dimana nelayan menyandarkan sampannya.

“Satu-satunya cara kami lompat ke laut naik sampan waktu itu memang sudah banyak sampan-sampan yang datang,” kata dia. Setelah api padam dan memastikan seluruh anggota keluarga selamat barulah Hafsah kembali melihat sisa puing bangunannya. “Cuma baju di badan ini sajalah yang lengket. Barang-barang habis, ini kereta (sepeda motor) juga ikut terbakar,” kata wanita yang baru setahun ditinggal mati suaminya ini.

Baca juga: Banjir Rob di Belawan Jebolkan Tanggul Kampung Nelayan Indah

Sementara saat ini Hafsah harus menumpang tinggal di tempat keluarganya. Sambil menunggu bantuan dan memikirkan menata kehidupan mereka kembali. “Namanya bencana ya sudah ikhlas. Allah yang mengatur semua ini, harta cuman titipan,” kata dia membesarkan hati. (perdana/hm09)

Related Articles

Latest Articles