11.7 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Kisah Asmara Tragis Zuraidah Saat Menjadi Istri Hakim Jamaluddin

Medan, MISTAR.ID

Zuraidah Hanum istri Almarhum Jamaluddin yang merupakan Hakim di Pengadilan Negeri Medan mengaku menjalani kisah asmara yang tragis.

“Saya merasa tak terima dengan perlakuan Jamaluddin dengan sikapnya yang suka bermain wanita, bahkan lebih parah dari suami pertamaku,” ucap Zuraidah dalam kesaksian untuk Jepri Pratama yang berlangsung di Ruang Cakra 1, Pengadilan Negeri Medan, Jumat (15/5/20).

Hingga akhirnya ia bertemu dengan Jepri Pratama. Kebetulan anak-anak mereka satu sekolah disalah satu perguruan swasta.

Diakuinya, karena sering bertemu akhirnya timbul benih cinta di hati keduanya. Zuraidah mengatakan Jepri lebih memahami dirinya daripada Jamaluddin.

Bahkan saat itu ia sering curhat kepada Jepri karena tak tahan dengan sikap Jamaluddin.

Masih dalam penuturannya ia berniat mengakhiri hidupnya. Namun Jepri memberikan semangat dan berkata,”Kenapa kamu yang mati? Dia itu bukan manusia lagi jadi dialah yang mati.”

Akhirnya timbul rencana menghabisi Jamaluddin. Setelah bertemu dengan Jepri, tanpa mempertimbangkan pernikahannya kedua dengan Jamal sudah memasuki 9 tahun dan telah dikarunia satu orang putri, rencana tersebut dijalankan.

Zuraidah dan Jepri pun makin sering bertemu dan semakin jauh terjebak dalam hubungan asmara terlarang. Perbuatan itu juga tak disangkal Zuraidah Hanum.

Namun ia menuturkan mengenai pelaksanaan pembunuhan itu teknisnya Jepri dan Reza. Untuk memuluskan aksi pembunuhan, memang ia memasukan kedua ke dalam rumah dan menyembunyikan di lantai 3, menunggu isyarat panggilan telepon.

Bahkan Jepri yang menerima isyarat dengan panggilan miscall, bersama Reza langsung melaksanakan pembunuhan. Dalam waktu lima menit, nyawa hakim Jamaluddin akhirnya melayang di tangan keduanya.

Zuraidah dalam kesaksiannya membantah, bahwa ia akan segera menikah dengan Jepri, bila Jamal telah tiada. “Itu bisa ya, dan bisa tidak, karena saya tak janji,” ungkap Zuraidah.

Termasuk soal janji mau dibukakan kantor pengacara, dibelikan rumah dan mobil sport pajero, itu semua juga tidak ada. “Kalau itu tidak pernah saya janji sama dia,” ujarnya.

Zuraidah mengatakan, soal kenapa ia meminta agar mayatnya dibuang, karena ia tidak mau dituduh membunuh. Sebab rencana awalnya, Jamal diskenariokan kena serangan jantung dan bukan kasus penganiyaan karena ada bekas lembam di sekitar hidungnya.

Ia juga menegaskan soal mau mayat dibuang kemana, itu terserah Jepri dan Reza. Ia pun tidak pernah memerintahkan agar dibuang ke daerah Belawan atau Berastagi.

Zuraidah menuturkan, ia memang sudah sakit hati dengan Jamal, dan itu tidak bisa tergantikan hingga ia merasa mendapat support dari Jepri.

Dalam persidangan itu, Zuraidah mengatakan, peran Reza hanyalah sebatas apa yang dimintakan oleh Jepri sebagai kakaknya.

Kesaksian Zuraida sendiri pun ada yang dibantah oleh Jepri. Ia menyatakan, soal mau menikah dan dibiayai oleh kantor, memang telah disepakati oleh dirinya bersama Zuraidah, meski tanpa tertulis.

Sementara itu sebelumnya Reza menyatakan, dirinya merasa simpati dengan kisah Zuraida, sehingga ketika Jepri meminta membantu menghabisi Jamal, ia pun setuju.

Sementara dalam keterangan sebagai terdakwa, Jepri mengaku bahwa ia berbuat tindakan keji itu karena simpati dengan Zuraidah, termasuk merencanakan pembunuhan.

Usai mendengarkan keterangan keduanya, hakim menunda persidangan, untuk mendengarkan keterangan terdakwa Reza dan Zuraidah hingga pekan depan.

Penulis: Amsal
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles