10.1 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Ini Curhat Calon Mempelai Wanita yang Ditinggal Mati Calon Suami, 2 Hari Sebelum Pernikahan

Siantar, MISTAR.ID

Jika semua baik-baik saja, maka niat Dessy (22) untuk membina rumah tangga akan terealisasi dengan baik dan lancar bersama pria idamannya, M Alfarizi (20). Namun sayang, duka pun menyelimuti keluarga kedua mempelai.

Pasalnya, prosesi ijab kabul terpaksa dibatalkan. Dua hari sebelumnya, tepatnya Rabu 5 Agustus 2020, mempelai pria meninggal dunia jelang resepsi pernikahannya, Jumat (7/8/20).

Duka mendalam masih menyelimuti Dessy Julyanty Tanjung dan keluarga. Ketika ditemui di rumah sang nenek, yang juga rencananya sebagai tempat resepsi pernikahannya berlangsung, di Jalan Batalion Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar.

Tampak, rumah tersebut biasa saja, sebab segala keperluan untuk resepsi pesta telah dibatalkan dan dikembalikan pada pihak penyelenggara pesta tanpa ada pemotongan sedikitpun.

Baca Juga:2 Hari Lagi Mau Nikah, Warga Siantar Ditemukan Tewas Gantung Diri

Ditemani kedua orang kakak perempuannya serta ibunda tercinta Sri Sulastri (46), bercerita tentang peristiwa atas meninggalnya M Alfarizi yang ditemukan gantung diri di tiang dekat kamar mandi rumah orangtuanya sendiri, yang beralamat di Jalan Seram Bawah Gang Selamat Kelurahan Bantan Kecamatan Siantar Barat.

Diceritakan Dessy, awalnya satu hari sebelum kejadian, almarhum masih baik dan tidak ada tanda-tanda apapun. Bahkan, dia masih memperbaiki titi ataupun jembatan dari kayu untuk menutupi parit, agar ketika resepsi digelar, para tamu undangan lebih gampang jalan masuk ke rumah.

“Dari sore sampai malam pasang titi (jembatan), kami tidak ada pisah sedetik pun. Tapi dia tampak seperti ingin menyampaikan sesuatu. Akhirnya, almarhum bicara dengan ibu. Sebab, setiap segala sesuatu, ibu saya tempat almarhum curhat selalu,” ucapnya dengan mata yang masih mengeluarkan air.

Ternyata, kisah wanita ini, almarhum ingin memberitahu pada ibunya bahwa uang sinamot/mahar yang sudah ada dipegangnya belum bisa diberikan pada saat itu, tepatnya tanggal 4 Agustus 2020.

Alasannya, uang tersebut “terpakai” oleh sang ayah almarhum untuk keperluan yang lain. Namun, almarhum berjanji akan memberikan esok pagi pada tanggal 5 Agustus 2020. Ibu Dessy juga tidak mempermasalah hal itu, bahkan beberapa persiapan pernikahan seharusnya sudah disiapkan mengingat waktu tinggal menghitung hari.

Sebelumnya, pada malam hari, almarhum juga pernah mengutarakan pada Dessy ingin lari bersama ke Nias untuk bertemu sang Ibu almarhum. Tapi, Dessy menolak, sebab hari pernikahan tinggal 2 hari.

“Abang kurang sreg dengan pasta ini tanpa kehadiran mama, kita ke Nias yuk sekarang, kan masih masih ada waktu. Sebenarnya, tanda-tanda sudah mulai tampak pada malam sebelum besok kejadian,” kisahnya.

Baca Juga:Ditolak Bermalam Oleh Kekasih, Wangun Nekat Gantung Diri di Pohon Langsat

Entah bagaimana, Dessy meminta izin pada Ibunya agar memperbolehkan almarhum untuk tidur di rumah pada saat itu. Tapi, ditolak sang Ibu karena hal tersebut kurang baik dilihat orang, apalagi tanggal pernikahan sudah diambang pintu.

Bahkan, sampai jam 11 malam, dia (Dessy) menahan almarhum agar tidak pulang. Maka, dengan berat hati, Dessy melepas almarhum untuk pulang ke rumahnya. Jam 1 pagi, almarhum menelepon Dessy, bahwasanya almarhum mengeluh tidak enak badan.

Dessy (jilbab hitam) ditemanin keluarganya.(f:ist/mistar)

“Perasaan saya tidak enak sejak tadi malam, maka jam 4 pagi kutelepon ke Hp almarhum, gak diangkat, jam 6 pagi dicoba lagi, namun yang mengangkat adiknya. Tidak lama, saya telepon lagi ke Hp adiknya, ternyata almarhum yang mengangkat. Bahkan, rencananya almarhum pagi itu mau datang ke rumah saya,” bebernya.

Dessy menuturkan, almarhum masih sempat menulis pesan melalui WhatsApp pada pukul 06:25 WIB, bahwa almarhum sudah mau jalan ke rumahnya, tapi ditunggu-tunggu beberapa menit tidak sampai juga. Karena kekhawatiran terus di pikirannya, maka Dessy langsung datang ke rumah almarhum.

Pukul 06:35 WIB, Dessy sampai di rumah almarhum. Di halaman rumahnya ada sepeda motor milik almarhum dan sebuah tas berisikan pakaian, linggis, parang, uang, dan ada juga seperti kertas, namun tidak ada tali.

Dessy membuka pintu sambil mengucapkan salam, namun sang ayah dari almarhum yang sedang tidur di depan televisi tidak menjawab. Diapun masuk ke dalam rumah lalu mencari-cari almarhum hingga ke dapur.

“Saya lihat Almarhum sedang membelakangi saya. Saya panggil-panggil sambil mendekatinya. Saya pun baru melihat tali yang melingkar di lehernya. Langsung saya berteriak dan juga menelopon Ibu. Ayahnya juga bangun dan langsung memotong talinya, dan tidak ada satupun yang berani menyentuh almarhum, padahal saya memegang nadinya masih ada. Saya berteriak dan memohon agar membawa almarhum ke rumah sakit, namun satupun tidak ada yang mau, bahkan ayah almarhum malah menyuruh tetap begitu saja sampai polisi datang, sambil diberi bantal pada kepalanya, di dalam kamar mandi tersebut,” terangnya.

Baca Juga:Penjual Roti Keliling Tewas Gantung Diri Dalam Rumah di Percut Sei Tuan

Tapi, Dessy kurang yakin jika almarhum bunuh diri. “Sebab, umumnya orang yang bunuh diri itu lidahnya menjulur keluar, dan dari bawah kemaluannya mengeluarkan cairan. Tapi semuanya tidak ada sama sekali,” tutur Dessy. “Selain itu, kami baik-baik saja, tidak ada pertengkaran apapun. Bahkan, kami masih sempat komunikasi,” sebut Dessy yang menjadi pertanyaan besar baginya.

Saat ini, beberapa orang yang tidak tahu akar masalahnya, malah menghujatnya, terutama di media sosial (medsos). Intinya, Dessy disebut sebagai apalah inilah itulah. Bahkan, beberapa media pun ada yang menuliskan salah tentang pemberitaan almarhum.

“Pernikahan adalah momen sakral yang semua orang harap hanya dilaksanakan sekali seumur hidup,” katanya. Masih diceritakan Dessy, sehingga hampir semua orang menginginkan pengemasan yang terbaik.

“Untuk masalah resepsi semuanya sudah dibayar. Kami berdua dengan almarhum telah menabung sebelumnya. Selama 7 tahun menjalin asmara dengan almarhum,” ungkapnya. Dessy turut berpartisipasi menyisihkan gaji dari hasil Ia bekerja di salah satu perusahan swasta di Siantar. Karena sesuatu hal, almarhum menyuruh Dessy untuk berhenti bekerja.

Baca Juga:Tak Rela Sepeda Motornya Dijual, Pelajar SMP Gantung Diri

“Jika untuk biaya pernikahan, semua sudah lengkap, mulai resepsi sampai hantaran dan sinamot untuk pernikahan. Tabungan kami cukup untuk mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Semua sudah diperhitungkan pengeluaran biayanya, tidak ada kurang satupun. Sang Ibu yang ditulis di beberapa media mengatakan tidak mengirim uang, sama sekali salah. Justru sang Ibu almarhum minta uang pada almarhum agar bisa pulang ke Siantar,” tegasnya.

Sejak kejadian itu, Dessy mengatakan sering melihat almarhum datang ke rumahnya dan meminta tolong. Almarhum selalu mengucapkan, “Tolong, tolong abang, dek…,”.

Namun, Dessy berharap almarhum mengungkap dengan jelas, apa maksud kalimat tersebut. Sebab, Dia ingin almarhum tenang disisi-Nya. Kepergian almarhum untuk selama-lamanya sepertinya masih begitu sedih dirasakan Dessy atas kehilangan orang yang dicintainya.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles