7.3 C
New York
Friday, March 29, 2024

Hasil Forensik PT SMGP Madina, Polda Sumut Temukan Gas Beracun

Medan, MISTAR.ID

Polda Sumut dan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara telah selesai memeriksa kandungan gas PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) di Mandailing Natal (Madina) yang diduga bocor dan menyebabkan warga keracunan.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi menyebut hasil pengecekan baik yang dilakukan pihak kepolisian maupun Dinas Pertambangan dan Energi, ada kesamaan. Hasilnya, gas milik PT SMGP yang sebelumnya mengalami kebocoran mengandung gas beracun (H2S).

“Hasil dari forensik, laboratorium juga sudah keluar. Ada kesamaan dengan pengecekan yang dilakukan teman-teman dari Dinas Pertambangan dan Energi, adanya kandungan gas beracuan yang mengakibatkan beberapa warga sempat terpapar dan mengalami keracunan,” kata Kombes Hadi, Kamis (26/5/22).

Baca juga: Warga Madina Keracunan Gas, Gubernur Edy Tidak Rekomendasi Operasional PT SMGP

Lanjut dia mengatakan saat ini kondisi warga yang sebelumnya menjadi korban, sudah membaik. Hadi juga menjelaskan aktivitas perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi itu tetap berjalan. Namun, PT SMGP diminta untuk lebih mengawasi operasional perusahaannya agar tidak lagi menimbulkan korban.

“Sampai sekarang aktivitas perusahaan masih terus berlanjut, tentu dengan pengawasan yang lebih ketat agar tidak terulang kembali peristiwa kebocoran yang mengakibatkan masyarakat mengalami kerugian,” jelasnya.

Diketahui, kebocoran gas milik PT SMGP ini telah berulang kali terjadi. Terakhir, kebocoran terjadi pada Minggu (24/4/2022) sekitar pukul 09.00 WIB di kawasan Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Akibat kebocoran gas itu sekitar 21 warga harus dilarikan ke RSUD Panyabungan untuk dirawat. Mereka mengalami gejala pusing, mual hingga muntah-muntah.

Baca juga: Gubernur: Bila Terbukti Bersalah, PT SGMP Akan di Proses Hukum

Tak hanya itu, kasus kebocoran yang sama juga terjadi pada Minggu (6/3/22). Dalam kejadian ini, sekitar 59 warga dilarikan ke rumah sakit. Kemudian, pada 25 Januari 2021 lalu juga terjadi hal yang sama. Akibatnya lima warga meninggal dunia sedangkan puluhan orang lainnya terpaksa harus dirawat. (saut/hm09)

Related Articles

Latest Articles