9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

Gawat! Ratusan Massa Serang Satgas Covid Sumut di Lokasi Judi

Medan, MISTAR.ID

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) diserang ratusan orang saat melakukan operasi yustisi protokol kesehatan Covid-19 di Komplek Brayan Trade Centre, Jalan Serbaguna Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Rabu (21/10/20) malam.

Tempat tersebut diketahui digunakan sekelompok orang untuk bermain judi tembak ikan. Saat tim melakukan pemeriksaan ke sana, ternyata tempat tersebut masih buka dan tidak melaksanakan protokol kesehatan. Satgas yang melakukan operasi malam itu (21/10/20), kemudian diserang oleh ratusan orang.

Penyerangan tersebut mengakibatkan tiga personel satgas terluka akibat dipukul dan dilempar batu. Sebanyak lima mobil dari rombongan Satgas juga dirusak.

Baca Juga:Massa Aksi Unjuk Rasa Damai di Depan DPRD Sumut, Tabur Bunga Depan Kawat Duri

“Mobil yang dirusak sama mereka, dan ada Satpol PP yang kena lempar batu kepalanya,” kata Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi, Kamis (22/10/20).

Menurut Edy, lokasi tersebut sebenarnya sudah ditutup pada 9 Oktober 2020 oleh Satgas Penanganan Covid-19 Sumut lantaran melanggar protokol kesehatan Covid-19. Bahkan masih terpasang spanduk tanda penutupan oleh Satgas di lokasi tersebut. Namun ternyata tempat itu masih buka dan digunakan untuk bermain judi.

“Mereka tidak mengindahkan protokol kesehatan, tidak pakai masker, tidak jaga jarak dan sangat diduga mereka melakukan kegiatan ilegal sepertinya judi, karena didapatkan kertas-kertas bernomor serta koin dan alat alatnya,” ujar Edy.

Baca Juga:Tulisan di Poster yang Dibawa Massa Berunjuk Rasa di Siantar Sangat Menggelitik, Yuk Baca Disini

Saat ini tempat tersebut statusnya masih ditutup oleh Satgas Penanganan Covid-19 Sumut. Edy mengatakan Sumut tidak menjalankan PSBB, namun masyarakat harus melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin.

“Tetap harus kita jaga. Nah inilah rakyat kita harus disiplin, dalam kondisi sulit seperti ini, tengah malam masih melakukan seperti itu. Sumut tidak memberlakukan PSBB, bukan berarti terus seenaknya. Kita harus tetap disiplin, dasarnya Inpres, Pergub dan Perbup atau Perwal,” kata Edy.

Saat meninjau tempat itu, Edy mengaku ruko yang diduga menjadi tempat perjudian tersebut sudah kosong. Edy juga sempat menemukan koin-koin yang diduga sebagai bagian alat judi. Gubernur pun memanggil Kapolres Pelabuhan Belawan Muhammad R Dayan, Kapolsek Medan Labuhan Kompol Eddy Safari dan meminta keterangan dari keduanya terkait peristiwa tersebut.

Kronologi Penyerangan

Kejadian bermula saat petugas gabungan TNI/Polri, Satpol PP Deli Serdang, BPBD Sumut melakukan operasi yustisi protokol kesehatan Covid-19 di lokasi itu. Saat petugas masuk, puluhan orang berada di lokasi judi tersebut dengan jumlah meja judi sekitar 8 unit yang aktif, dua unit rusak dan beberapa lainnya masih terbungkus plastik.

Sekurangnya, 20-an orang pekerja dan pengunjung beraktivitas di dalam gedung berukuran lantai sekitar 5 x 15 meter.

Pemeriksaan petugas berlanjut, karena selain tempat itu dibuka tanpa izin (pembukaan segel melanggar protokol kesehatan), juga ada aktivitas judi dalam jumlah besar. Ternyata petugas mendapati uang tunai senilai Rp16,8 juta dari seseorang yang mengaku pekerja dan ditemukan bersembunyi di bawah meja kasir.

Saat ditanyai petugas, pekerja tersebut mengaku tertidur dan tidak tahu menahu soal uang yang ditemukan. Petugas lantas meminta agar pengelola menunjukkan bukti rekaman CCTV. Namun pekerja mengaku kondisi PC Komputernya sedang rusak dan memutuskan untuk menahan sementara PC Komputer guna menyelidiki lebih lanjut.

Saat pendataan sedang berlangsung, tim dikejutkan dengan munculnya serangan brutal oleh ratusan oknum diduga preman di luar gedung. Seorang personel Satpol PP Deli Serdang yang berjaga di luar, berlari masuk ke dalam gedung dengan memegang kepala yang sudah berdarah.

Melihat itu, seluruh personel secara spontan berlari keluar gedung untuk menenangkan aksi brutal tersebut. Namun mereka malah merusak bagian kendaraan dinas yang parkir di depan lokasi.

Para preman tersebut meminta agar semua yang disita harus dikembalikan, begitu juga pekerja/pengunjung yang ada di dalam, harus dikeluarkan.

Usai berdialog, tim pun menyerahkan semua barang bukti dugaan perjudian yakni uang tunai Rp16,8 juta, CPU (komputer) yang digunakan untuk memantau CCTV di seluruh lokasi gedung.

Selanjutnya tim dipersilakan meninggalkan lokasi dengan pengamanan TNI yang menjamin agar tidak terjadi kerusuhan di lokasi komplek, sekitar pukul 02.15 WIB, Kamis (22/10) dini hari.

Sementara tidak jauh dari komplek pergudangan, puluhan personel Polri sudah bersiaga mengantisipasi terjadinya tindakan yang lebih jauh seperti penyerangan kepada petugas.(cnnindonesia.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles