5.3 C
New York
Friday, March 22, 2024

Dituding Pelihara Begu Ganjang Hingga Rumah Dirusak Warga, Jamapor Sagala: Kami Minta Kepastian Hukum

Sidikalang, MISTAR.ID

Keluarga Jamapor Sagala pemilik rumah di Dusun Jumala Desa Pegagan Julu II Dairi, yang dirusak warga karena dituding memelihara begu ganjang, meminta polisi agar segera mengungkap dalang pengrusakan rumahnya.

Jamapor Sagala (68) bersama dengan anaknya, Sumiharto Sagala (42) dan keluarga, Minggu (7/2/21), di Sidikalang usai dimintai keterangan oleh Polsek Sumbul mengatakan kepada wartawan, agar kepolisian diharapkan dapat segera mengungkap pengrusakan rumahnya dan para pelaku pengrusakan dihukum sesuai hukum yang berlaku.

Jamapor mengaku, istrinya, anak, menantu dan cucunya trauma atas peristiwa itu. Ia juga mengaku tidak tahu apa- apa. Apa lagi sampai dituding memelihara begu ganjang. Pada hal selama ini, kata Jamapor, hubungannya dengan warga baik-baik saja dan dia tidak pernah berpikiran terkait hal-hal mistik.

“Miris, tudingan itu sangat menyayat hati kami sekeluarga. Bahkan dua rumah kami dirusak warga,” kata Jamapor sedih. Sementara, Sumiharto menyebut, isu berbau mistik itu berawal dari penemuan sesuatu benda mirip tulang belulang (holi-holi) dari sebuah pohon di ladang warga.

Baca Juga:Dituding Pelihara Begu Ganjang, Dua Unit Rumah di Dairi Dirusak Massa, Keluarga Disandera

Penemuan itu dilaporkan ke kepala desa dan seterusnya diumumkan di balai desa pada, Jumat (28/1/21), dan atas penemuan itu warga menduga ada orang di kampung dicurigai memelihara begu ganjang.

Pada saat itu juga dipertemukan dan melakukan rapat di balai desa, dan usai rapat masing-masing diberikan makan sirih dan potongan apel, dengan asumsi barang siapa yang tidak memakannya, berarti itulah pemelihara begu ganjang itu.

Ikut di balai desa, kata Sumiharto, dia juga menerima sirih dan potongan apel, tetapi tidak tahu dari mana sumber sirih dan buah apel itu, serta siapa yang menginisiasi. Setiap orang diberikan satu lembar daun sirih dan potongan apel, namun ada juga yang tidak kebagian karena terlambat datang.

Habis itu disepakati melakukan ronda setiap malam selama seminggu, untuk mencari tahu siapa yang memelihara begu ganjang. “Kami ikut ronda. Ronda dilakukan di lingkungan masing- masing,” katanya.

Baca Juga:Terkait Pengrusakan Rumah di Sumbul, Wartawan Dilarang Meliput

Pada, Rabu (3/2/21) sekira pukul 02.00 WIB, warga yang ronda melihat sesuatu melompat ke rumah orang Sumiharto yang sudah kosong. “Karena bapak dan mamak tinggal di rumah warisan oppung (kakek) yang jaraknya tidak terlalu jauh. Warga berdatangan menuju rumah itu, mencari apa yang masuk ke dalam rumah. Ternyata yang masuk itu adalah kucing. Ketepatan di rumah kosong itu ada juga anak kucing ditemukan,” sebut Sumiharto.

Kemudian, warga melakukan penggeledahan dan mengambil barang yang disebut berbau mistik. “Pada saat penggeledahan itu, kami tidak diperbolehkan lagi masuk ke rumah, apa lagi situasi sudah ramai.

Kemudian warga melakukan penggeledahan ke rumah yang dihuni bapak, jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah yang digeledah pertama. Situasi sudah mulai memanas. Sekira pukul 05.00 WIB, bapak dan mamak diamankan di Polsek sementara waktu. Setelah itu, kemudian warga melanjutkan penggeledahan ke rumah yang kami tempati,” beber Sumiharto.

Selanjutnya, Rabu (3/2/21) pagi, dilakukan mediasi di Mapolsek Sumbul bersama kepala desa dan kepala dusun, serta sejumlah penatua juga tokoh masyarakat. Dan hasilnya sudah sepakat, bapak dan mamak bersedia meninggalkan kampung.

Baca Juga:Lagi Tidur, Rumah Deno Dilempar Bom Molotov

Kepala desa dan kepala dusun menjamini warga tidak melakukan hal- hal yang tidak diinginkan seperti tindakan anarkis. Lalu, pada hari Kamis (4/2/21), warga kembali melakukan penggeledahan dan situasi sudah semakin mencekam.

Jarak rumah yang digeledah dengan yang dihuni Sumiharto tidak jauh, hanya berjarak sekitar 20 30 meter. “Suara seperti membongkar sesuatu terdengar dari rumah. Dan kami tidak berani lagi untuk melihat, karena warga sudah berkerumun,” ucap Sumiharto bersama istrinya Merdiana Sinaga.

Diterangkan Sumiharto lagi, beberapa warga datang ke rumah mereka, dengan alasan untuk menyirami pintu dengan abu serta air yang baunya mirip jeruk purut. Mereka menyiram setiap pintu dan jendela, lalu warga itu pergi.

“Suami saya pada saat itu sudah di kamar bersama anak- anak, untuk menjaga hal- hal yang tidak diinginkan,” kata Merdiana, seraya menambahkan mereka takut keluar rumah karena sudah dijaga warga di luar. “Kami dijemput polisi beserta kepala desa dan dibawa ke Polsek untuk diamankan,” sebut Merdiana.(manru/hm10)

Related Articles

Latest Articles