7.3 C
New York
Friday, March 29, 2024

Ini Derita 3 Personil Polres Pematangsiantar di Tengah Aksi Demo

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Tiga personil Polres Pematangsiantar menjadi korban kerusuhan yang terjadi dalam aksi unjuk rasa (Unras), saat penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di depan kantor DPRD Kota Pematangsiantar.

Namun demikian, Kapolres Pematangsiantar AKBP Boy SB Siregar, mengingatkan agar jajarannya tidak terpancing. Hal ini disampaikan Kapolres di hadapan para personil Polres yang melakukan pengamanan aksi unjuk rasa tersebut.

“Mereka semua adik-adik kita, saudara-saudara kita. Jadi jangan terpancing. Kepada rekan-rekan sekalian, saya mengucapkan terimakasih. Silahkan pulang ke rumah, peluk cium anak dan istrinya,” tutur Boy kepada para bawahannya.

Sebelumnya kepada sejumlah awak media yang mewawancarainya, Boy mengakui ada anak buahnya yang terkena lemparan batu.

Baca juga: Polisi Dilempari di Siantar, ini Penjelasan Koordinator Aksi Gerilyawan

“Ada korban dari anggota kepolisian yang dilempari batu, ada dua orang yang baru saya dapat informasinya,” ujar Boy.

Sementara, berdasarkan hasil penelusuran Mistar ke klinik di Polres Pematangsiantar, ada tiga personil kepolisian yang menjadi korban aksi Unras tersebut.

Ketiga orang tersebut antara lain Bripka Junias Benget Simbolon mengalami luka di kepala bagian keningnya, mendapat 4 jahitan. Junias terkena lemparan batu saat mendokumentasi aksi unjuk rasa itu. Kemudian Aiptu Jhoni Purba mengalami bengkak di pundak kiri akibat dorong-dorongan dengan massa yang ingin masuk ke Kantor DPRD, dan Aipda Jimmi Simanungkalit, jempol jari tangan kirinya mengalami luka gugus, juga akibat dilempar batu.

Atas aksi lempar batu, sandal dan kemasan air mineral itu, berikut penjelasan koordinator aksi Gerilya, Dofasep kepada sejumlah awak media yang mewawancarainya di areal halaman kantor DPRD Kota Pematangsiantar.

Baca juga: Gawat Kali Bah! Gerilyawan Lempari Polisi di Siantar

“Aksi lempar-lemparan bukan berasal dari kawan-kawan yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Melawan. Tapi itu tadi, massa aksi terlalu euforia kawan-kawan dorong mendorong, ada yang masuk dari barisan belakang itu, kita gak tahu siapa, belum teridentifikasi, main lempar-lempar. Sehingga kerusuhan mulai terjadi,” tutupnya. (Ferry/hm07)

Related Articles

Latest Articles