9.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Dana BOS Belum Cair Ribuan Honorer Langkat Resah

Langkat | Mistar – Akibat tersendatnya kucuran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) triwulan III , ribuan tenaga honorer diberbagai jenjang satuan pendidikan di Langkat, menjerit. Tidak terkecuali yang bertugas sebagai guru atau operator SD dan SMP. Demikian ditegaskan beberapa tenaga honorer di berbagai lokasi, ketika ditemui Harian Mistar, Selasa (22/10/19).

Menurut para honorer, terhitung Juli hingga September, mereka sebagai tenaga honorer belum mendapatkan pembayaran honororium. Belum mengucurnya dana itu menyebabkan ribuan tenaga honorer yang tersebar di 581 unit Sekolah Dasar (SD) dan 62 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) berstatus negeri menderita. Belum lagi ratusan unit sekolah lainnya yang dikelola pihak swasta yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat.

Dampak tersendatnya kucuran dana BOS ini, sejak penghujung September lalu hingga saat ini, para honorer mengaku tidak konsentrasi menjalankan tugas rutinnya sehari – hari. Hal ini karena pikiran mereka terpecah atas ketidakpastian sumber penghasilan. Demi tanggungjawab mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Pinjaman

Di tempat terpisah, hal serupa diungkapkan beberapa tenaga pengajar diberbagai jenjang pendidikan berstatus negeri dan swasta di Kabupaten Langkat dan Kota Binjai. Beberapa kepala sekolah perguruan swasta ketika dihubungi Harian Mistar melalui telepon genggam, Rabu sore (23/10/19) mengaku terpaksa melakukan peminjaman uang tunai kepada pihak ketiga. Nominalnya bervariasi, sesuai kebutuhan yang jumlahnya hingga puluhan juta rupiah

Peminjaman uang tunai atau hutang itu ditempuh, tidak sebatas membayar honororium tenaga administrasi atau operator. Juga mencakup pembayaran honororium sejumlah guru honorer, pembelian alat tulis kantor, jasa penerangan listrik, internet, wifi, biaya foto kopi serta lain – lain.

Sementara sumber di Kantor Dinas Pendidikan Langkat mengakui pihak terkait pasti mengalami krisis atas belum keluarnya dana itu. Menurutnya, hal itu terjadi akibat para stakeholder satuan pendidikan melalaikan arahan, serta berbagai juklak ketika menyusun laporan pertanggungjawaban.

Diantaranya ketika menyampaikan keberadaan jumlah murid secara keseluruhan. Termasuk total penerimaan siswa baru, maupun yang keluar atau pindah sekolah.

Namun masalah ini tidak saja dirasakan para tenaga honorer di Langkat. Karena masalah serupa dialami merata di sejumlah kabupaten/kota se Sumatera Utara.

Penulis : Red

Editor : Edrin

Related Articles

Latest Articles