5.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Anak Bupati Langkat Nonaktif Aniaya Penghuni Kerangkeng Hingga Tewas

Medan, MISTAR.ID

Anak sulung Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin, Dewa Perangin-angin turut melakukan penganiayaan hingga seorang penghuni kerangkeng bernama Sarianto Ginting tewas. Hal ini terkuak saat Penyidik Direktorat Reskrimum Polda Sumut menggelar rekontruksi kasus tewasnya penghuni kerangkeng milik Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin, di Mapolda Sumut, Rabu (25/5/22).

Dalam rekontruksi itu, dijelaskan bahwa pada 12 Juli 2021 sekitar pukul 10.00 WIB di salah satu warung yang berada di depan rumah Terbit, keluarga Sarianto melakukan permohonan untuk merehabilitasi Sarianto di kerangkeng karena merupakan pecandu narkoba. Saat itu, keluarga korban pun telah menandatangani surat pernyataan untuk memasukkan Sarianto ke dalam kerangkeng.

Setelah itu, sekitar pukul 21.00 WIB, tersangka Junalista Surbakti dan Rajisman Ginting menjemput dan menangkap paksa Sarianto yang saat itu tengah berada di bengkel milik keluarganya. Hal itu pun diketahui oleh keluarga korban.

“Sarianto Ginting dibawa dari bengkel dan tiba di lokasi kerangkeng,” kata petugas saat rekonstruksi.

Baca juga: 68 Adegan Diperagakan saat Rekonstruksi Kasus Kerangkeng Bupati Langkat Nonaktif

Setibanya di kerangkeng, para tersangka langsung memasukkan korban ke dalam penjara nomor 01 yang memang disediakan bagi setiap penghuni yang baru masuk. Disaksikan penghuni kerangkeng lainnya, Sarianto Ginting langsung dianiaya tersangka Junalista dan Rajisman dengan cara dicambuk menggunakan selang kompresor. Akibatnya, korban mengalami luka-luka di bagian punggung.

“Sehingga mengalami luka-luka di bagian punggungnya dan tidak ada mendapat pengobatan secara medis,” sebut petugas.

Kemudian, pada 15 Juli 2021 sekitar pukul 17.00 WIB, Dewa Perangin Angin bersama dua orang temannya datang ke kerangkeng. Saat itu, Dewa Perangin Angin turut menginterogasi Sarianto dengan menanyakan ‘Sudah berapa kau habiskan uang’.

“Namun, jawaban Sarianto Ginting ini tidak sesuai dengan jawaban yang diinginkan Dewa Perangin-angin,” sebut petugas.

Dewa yang kesal dengan jawaban korban, lalu menyuruh Sarianto untuk memanjat besi kerangkeng. Saat itu, Dewa masih tetap menginterogasi Sarianto. Dewa kemudian menyuruh salah seorang rekannya mengambil plastik untuk dibakar.

Baca juga: 5 Anggota Polres Langkat dan Binjai Disanksi Terkait Kerangkeng Bupati Nonaktif

“Dewa Perangin-angin menyuruh salah satu rekannya untuk mengambil plastik dan saat itu dibakar, lelehannya mengenai bagian tangan dan kaki Sarianto Ginting,” ujarnya.

Akibat tak juga mengakui, Dewa kemudian menyuruh tersangka Rajisman Ginting untuk mengeluarkan Sarianto dan melakban mata dan kedua tangannya. Selanjutnya, Rajisman membawa korban ke samping dapur kerangkeng nomor 02 ke hadapan tersangka Hendra Surbakti, Dewa dan dua temannya yang belum diketahui identitasnya itu.

Saat itu, Dewa Perangin Angin bersama dengan Hendra Surbakti langsung menganiaya korban dengan membabi buta. Dewa memukul korban menggunakan kayu broti sepanjang satu meter, sedangkan Hendra menggunakan selang kompresor.

“Sehingga di saat itu Sarianto Ginting berteriak ‘ampun wa (ketua), ampun wa,” ujarnya.

Tak cukup sampai di situ, Dewa kemudian memerintahkan Rajisman Ginting untuk memasukkan Sarianto ke dalam kolam ikan yang berada di depan kerangkeng. Rajisman pun lalu membuka lakban di mata dan kedua tangan korban dan langsung mendorongmya ke kolam.

“Gimana segar kan,” ujar petugas saat menirukan perkataan Dewa kepada Sarianto. Sarianto pun menjawab ‘segar wa’ sambil mengacungkan jempolnya ke arah Dewa Perangin Angin.

Baca juga: Panglima Sebut 10 Anggota TNI Jadi Tersangka Kasus Kerangkeng Bupati Langkat

Namun, tak lama, tubuh Sarianto tidak lagi muncul ke permukaan. Sehingga, saat itu tersangka Rajisman Ginting menyuruh salah seorang penghuni kerangkeng untuk masuk ke dalam kolam mencari Sarianto. Setelah mencari cukup lama, tubuh Sarianto sudah bersandar di saluran pipa yang berada di dalam kolam. Sontak penghuni kerangkeng langsung mengeluarkan Sarianto dari dalam kolam.

Setelah tubuh Sarianto diangkat dan diletakan di depan kerangkeng, Dewa kemudian mengecek denyut nadi korban. Namun, sayangnya saat itu denyut nadinya sudah tidak berdetak. Lalu, korban pun dibawa oleh Rajisman ke klinik menggunakan mobil Double
Cabin. Setelah kembali dari klinik, Rajisman menyampaikan kepada Dewa Peranginangin bahwa Sarianto Ginting sudah meninggal.

Mendengar hal itu, Dewa Perangin Angin pun merasa panik dan ketakutan. Dia langsung pergi meninggalkan lokasi kerangkeng bersama rekan-rekannya. Tak lama setelah Dewa pergi, jenazah Sarianto Ginting pun tiba di lokasi kerangkeng. Saat itu, Junalista Surbakti dan Suparman Peranginangin menyuruh penghuni kerangkeng mempersiapkan alat-alat untuk memandikan jenazah korban.

Baca juga: Rekonstruksi Kasus Kerangkeng Tak Hadirkan Bupati Langkat Nonaktif

“Heru bersama dengan tiga penghuni lainnya pun memandikan jenazah Sarianto Ginting dan langsung mengafaninya dengan kain kafan yang sudah di sediakan,” ungkap petugas.

Setelah itu, jenazah korban pun dibawa ambulans ke rumah duka di Dusun VII Suka Jahe, Desa Pursobinangun, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat.  Setibanya di rumah duka, keluarga korban menemukan wajah Sarianto sudah dalam keadaan bengkak. Tak hanya itu, keluarga juga menemukan adanya bekas darah yang sudah mengering di bagian kapas yang menutup hidung dan mulut Sarianto. (saut/hm09)

Related Articles

Latest Articles