9.1 C
New York
Friday, March 29, 2024

4 Tengkorak Manusia Ditemukan di Aliran Sungai Situmandi, Warga Taput: Itu Leluhur Kami!

Taput, MISTAR.ID

Empat tengkorak manusia ditemukan warga di aliran Aek Situmandi di Desa Siraja Hutagalung, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Selasa ( 27/9/22).

Penemuan itu dibenarkan Kapolres Taput AKBP Johanson Sianturi. Keempat tengkorak tersebut ditemukan di dalam peti mati yang terbuat dari pohon enau yang sudah kelihatan usang oleh salah seorang warga yaitu Edu Tarihoran (69) warga Desa Siraja Hutagalung, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Taput.

Diceritakan Edu, dia menemukan tengkorak tersebut saat masuk ke sungai untuk mencari besi-besi bekas untuk diperjualbelikan.

Baca Juga:Setelah Tengkorak Berdarah, Kini Teror Kain Kafan

Menurutnya, di daratan kering di pinggir sungai, dia melihat ada batang pohon enau yang sudah membusuk muncul ke atas dan dia pun penasaran untuk mengetahui hal tersebut.

Setelah mendekat, lalu membuka batang pohon dan terkejut melihat tengkorak manusia ada di dalam batang pohon enau itu.

Selanjutnya dia pulang dan menceritakan hal tersebut kepada tetangganya. Namun, karena hari sudah sore menjelang malam, warga sekitar memutuskan untuk melihat tulang belulang tersebut pada keesokan harinya didampingi petugas kepolisian.

Rabu (28/9/22) pagi, warga sekitar didampingi petugas kepolisian dari Polres Taput dan Polsek Sipoholon turun ke pinggir sungai untuk melihat hal tersebut.

Setelah peti mati dibuka, mereka melihat tengkorak manusia yang dinilai telah berusia lebih dari 200 tahun dan diduga kuat merupakan leluhur marga Hutagalung.

Terkait temuan tersebut, Kepala Desa Siraja Hutagalung Japatar Hutagalung kepada petugas kepolisian mengatakan, tengkorak tersebut diyakini leluhur mereka atau keturunan dari marga Hutagalung yang dikebumikan sekitar 200 tahun silam.

Baca Juga:Usai Jalani Tes Swab, Tengkorak Kepala Perempuan Bocor di Amerika Serikat

Alasan dia menyampaikan hal tersebut, karena dulunya sungai itu tidak selebar yang saat ini. “Jadi pinggiran sungai ini dulunya tempat bercocok tanam warga desa kami. Namun, sebagian warga ada yang menjadikannya sebagai tempat pemakaman leluhur mereka,” bebernya.

Akibat perubahan ekosistim, debit air semakin besar dan pinggiran sungai pun terkikis sehingga lahan bercocok tanam dan pemakaman menjadi aliran sungai.

“Saya yakin bahwa tengkorak itu bukanlah tengkorak yang ada hubungannya dengan tindak pidana. Masyarakat dan pengetua Desa Siraja Hutagalung meminta agar pihak kepolisian menunggu upaya penelusuran asal usul tengkorak tersebut yang nantinya akan dimakamkan secara layak di tempat pemakaman umum melalui prosesi adat,” ujarnya.

Atas permintaan kepala desa dan masyarakat, Kapolres Taput memberikan apresiasi atas kepedulian dan antusias warga terhadap rencana pemindahan tengkorak tersebut ke pemakaman umum dengan melakukan penelusuran sejarah serta melakanakan upacara adat. (fernando/hm12)

Related Articles

Latest Articles