9.4 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Kisahku: Terjebak Disarang Narkoba

Terjebak Disarang Narkoba

Ayah… Aku Sudah Bertaubat. kembali ke jalan yg sebenar. ku harap ini bisa menebus rasa bersalahmu padaku dan juga pada sang Kholik, atas jalan pintas yg aku lakukan.

Aku masih ingat, saat pertama kali aku meminta persetujuan darimu untuk bekerja di dunia malam. Nafasmu tersenggal, tak sepatah katapun ada jawab dari bibirmu. yang aku tau ada tetes bening yg tahan di pelupuk mata agar tidak jatuh.

Akhirnya… hari belalu hari, hampir setengah bulan kau bungkam dari persetujuan, aku mengajukan ijin itu lagi. Aku tahu ijin itu berat kau berikan. Tp aku butuh restu itu.

Sambil ku kusuk kakinya yg kian ringkih, ototnya kian melemah, menandakan sulit berharap Ayah pulih kembali. Dan itu artinya, Ayah tak mampu membiayai hidup kami. Jangankan menghidupi keluarga ini, hutang pun sudah menumpuk sejak Ayah menderita sakit paru dan Diabetes.

Satu satunya cara adalah aku harus bekerja, karena hasil cucian ibu hanya cukup untuk makan, belum untuk sekolah adik adik dan biaya berobat, sedang aset yg bisa dijual sdh tidak ada.

“ayah… aku ingin mengabdi untuk ayah, untuk ibu, juga untuk adik-adik. Aku tahu permintaan ini tidak pantas, tapi ini saat dibutuhkan,”

Aku belum juga mendapat jawab, mulut ayah terkatub, tapi aku lihat getaran yang ia tahan.

“Aku cinta Ayah,” sampai disitu aku dengar pertama kalinya tangis ayah pecah. Kami berdua sama sama menangis. Aku tahu langkahku ini sangat berat. Seorang juara kelas di sekolah dan mengaji itu menjerembabkan diri di dunia malam.
“jaga dirimu, jangan sampai berbuat dosa, jangan bermain dengan laki laki.”

Ayah, aku begitu menjaga janjiku padamu. Tapi ternyata aku justru terjerembab pada Narkoba. Pertama kali aku dikecoh, sampai akhirnya aku ketagihan sendiri berdalil melepas persoalan hidup, termasuk pertunanganku yg gagal. Aku bahkan sempat mengedarkannya karena alasan tergiur rupiah. Bahkan aku sampai terjerat jauh, dikejar polisi, dan … akh, Narkoba seakan pintu penghantar pada kejahatan lain yang aku lakukan.

Ayah, sampai engkau pergi, kalimat trakhirmu lah yang menguatkan aku untuk keluar dari gemerlapnya malam. Sayang, kau tak melihat aku kini. Aku sudah bisa melepas diri dari Narkoba. Dan aku kini mencari uang halal dgn membuka usaha kuliner.
Ayah, terima kasih sdh mengingatkan aku. Aku tak perduli apa kata orang tentang aku dulu dan kini yang mengais rejeki sedikit demi sedikit. Yang terpenting kehalalan yang aku dapat.

(seperti yg diceritakan sumber kami kepada Mistar, anda juga bisa menceritakan kisah hidup anda. via email, [email protected], dan kami melindungi identitas sumber kami. )

Related Articles

Di Ujung Sepi

Rambut Hitam Panjang Terurai

Latest Articles