13.9 C
New York
Friday, April 12, 2024

Kerajaan Huristak, Salah Satu Kerajaan Batak Tertua Penjaga Keutuhan NKRI

MISTAR.ID-Akar sejarah kerajaan Huristak dimulai jauh dari abad pertama masehi, di mana telah berdiri kerajaan Batak yang diambil dari kata Pa’ta, berkedudukan di Batahan, sekitar Kota Natal sekarang.

Di masa itu, agama yang dianut orang Batak adalah Parmalim, dimana pemimpin agama Malim bertindak sebagai penasehat pemerintahan yang berlaku. Dimana Raja Batak ketika itu bernama Raja Jolma dengan penasehat Raja Malim.

Kerajaan Batak Tua yang terletak di Tapanuli Selatan telah menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lain seperti Kerajaan Ming di China dan Kerajaan Cola di India.

Peradaban ini telah memiliki perguruan tinggi Parmalim yang terletak di Kota Gunung Tua. Perdagangan saat itu banyak dilakukan melalui Pelabuhan Barus.

Pelabuhan Barousai (Barus) ini tercatat di peta kuno yang dibuat Claudius Ptolomeus seorang Gubernur Jenderal Kerajaan Yunani pada abad 2 M.

Baca Juga:Sangkamadeha! Pohon Kehidupan Bagi Orang Batak

Bukti sejarah seperti candi-candi yang terdapat di Padang lawas dan sekitarnya seperti Candi Portibi, Candi Bahal, Candi Sitopan, Candi Bara, Candi Pulo, Candi Sipamutung, Candi Tandihat, Candi Sisangkilon dan Candi Manggis, menandakan bahwa dari abad 1 sampai 10 Masehi, peradaban Batak di daerah ini sudah sangat maju.

Raja dari Sriwijaya yang berkuasa di Pantai Timur Sumatra tidak pernah mengganggu Kerajaan Batak Tua di bagian barat. Kabarnya karena mereka masih ada hubungan kekerabatan.

Pada tahun 1024, terjadi pertempuran antara Kerajaan Batak Tua dengan Kerajaan Cola. Hal ini dipicu ketersinggungan Raja Rajendra Cola Dewa 1 atas hubungan dagang Kerajaan Batak tua dan Kerajaan Ming.

Pertempuran ini berlangsung selama 5 tahun dan pada tahun 1029 Kerajaan Cola berhasil menguasai daerah tersebut. Kerajaan Batak Tua runtuh. Raja Negeri Batak ditangkap, tetapi tidak dibunuh.

Setahun kemudian, pada tahun 1030, pecahan Kerajaan Batak Tua berdiri kembali di Kota Barus. Raja Malim (pimpinan agama Malim di Kota Gunung Tua), menobatkan menantunya sebagai Raja Mula di Kerajaan Batak Barus.

Penjaga NKRI

Kerajaan Huristak sendiri memiliki sejarah luhat-luhat (wilayah) yang juga masih jarang diketahui publik dan menjadi salah satu penjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejarah luhat-luhat tersebut dibagi menjadi:

1. Jaman Raja Kali Omar (Raja Huristak VII) Tahun 1840

Di jaman ini belum dikenal istilah barat seperti onderafdeeling dan onder district. Di jaman ini kerajaan Huristak masih memakai sistem Haradjaon, dimana batas-batas sungai dijaga administrasinya oleh Datuk dan Pandito yang ditunjuk raja.

2. Jaman Raja Sutan Palaon (Raja Huristak VIII) Tahun 1885

Administrasi Hindia Belanda telah masuk ke wilayah kerajaan Huristak. Belanda mengakui Sutan Palaon sebagai Raja van Hoeristak dan juga pemilik tanah di tiga luhat (Luhat Huristak, Luhat Simangambat dan Luhat Ujung Batu).

Baca Juga:Apakah ini Alasan Mengapa Banyak Orang Batak Jago Nyanyi?

Secara administrasi Belanda adalah onderdistricthoofd tetapi secara administrasi internal kerajaan tetap memakai sistem lama.

Terbukti ditemukan surat pembelian budak dan dengan tegas Sutan Palaon menyebut Kesultanan Kotapinang sebagai Luhat Kotapinang saja sebagai bentuk protes beliau kepada Belanda.

3. Jaman Raja Patuan Barumun (Raja Huristak IX) Tahun 1914

Ketiga luhat (Huristak, Simangambat, Ujung batu) masih menghadap paduka dan wajib membayar pajak dan lain lain, dimana kepemilikan tanah tetap diatur oleh Patuan Barumun.

Di luar itu Belanda mulai membuat banyak luhat demi membendung Patuan Barumun. Terdapat surat protes Patuan terhadap Belanda bahwa Luhat Gunung Tua dulunya juga merupakan tanah pemberian kakeknya setelah dikeluarkan dari peta administrasi kerajaan, Belanda malah membuat semakin banyak luhat.

4. Jaman Jepang (1942-1945)

Pada awalnya Jepang menebar teror ancaman melalui poster-poster pemaksaan dan pemerasan di Padang Lawas. Tapi setelah 1500 orang rombongan pasukan Jepang dibenamkan di lumpur dengan sekali gebrak, dan komandan-komandan mereka diselamatkan dari maut, Jepang sangat hormat dan mengakui kedaulatan kerajaan Huristak.

Baca Juga:Eksplore Budaya Batak Dan Danau Toba Di Film Mauli Bulung

Istilah luhat hampir tidak ditemui lagi karena dianggap dan diketahui dan diakui Jepang bahwa semua luhat adalah milik kerajaan.

5. Jaman Bergabung dengan NKRI (1947)

Kerajaan Huristak menjadi bagian dari propinsi wilayah administrasi di provinsi Sumatera Utara dan Riau.

Silsilah Raja-raja Huristak

1500 SM : Raja Cimmeria Odyssa
1200 SM : Raja Orestes (yunani kuno)
800 SM : Raja Orestea (macedonia kuno)
399 SM : Raja Orestes (dynasty argead)
323 SM : Iskandar Zulkarnain di Rum
200 SM : King Demetrios 1 greco bactria

Abad 2-12 M: Raja-raja Orestea

1300 M-1500 M: (Prasasti Dolok Tolong-Majapahit/R Wijaya- Sorbadibanua)-Raja Sobu-Raja Hasibuan

1500 M-1600 M: Raja-raja Batang Pane Barumun Padang Lawas (Namora Sende Tua-Ompu Soduguron, beripar ke Permata Sapihak Daulay-Ompu Sende-Ompu Silindung)

1650 M-sekarang: Raja-raja Huristak di Padang Lawas

R 1 : Ompu Suhataon (Cicit Raja Soduguron membawa simbol- simbol Kerajaan Barumun Panai)-Raja Oristak

R 2 : Sutan Gadoe Mulia Tandang-Raja Oristak II

R 3 : Raja Mangalengkung

R 4 : Mangaraja Lela 1

R 5 : Mangaraja Lela 2-dilantik Mangaraja Lela 1 ketika kecil (ayahnya Dja Barita meninggal ketika Mangaraja Lela 1 masih jadi raja.Jadi cucunya selanjutnya)

R 6 : Raja Baijan Kali Omar, dilantik Mangaraja Lela 2 ( diakui Belanda 1840)-Raja Oristak VI

R 7 : Baginda Nalobi (anak sulung laki-laki Kali Omar) Raja Oristak VII, meninggal 1884, tidak punya anak laki-laki

R 8 : Dja Lela Sutan Palaon (adek kandung Baginda Nalobi ,etika abangnya meninggal dia sedang sekolah keluar negeri/luar Huristak. Dipanggil pulang ke Huristak jadi raja menggantikan abangnya (dilantik kerajaan 1884-dilantik Belanda 1885)-ejaan Oristak menjadi Hoeristak di Besluit Belanda

R 9 : Patuan Barumun (jadi raja umur 30 tahun ketika abangnya Raja Sorip pindah ke Aceh dan meninggal tahun 1906,tidak meninggalkan anak laki-laki. Dilantik Sutan Palaon 1906-dilantik Belanda 1914)- Raja Huristak IX

R 10 : Dja narriam Sutan Managor, dilantik Patuan Barumun, umur 1 bulan ketika lahir

R 11 : Patuan Nagalan, dilantik Patuan Barumun ketika kecil dna kemudian dilantik Sutan Managor pada umur 29 tahun

R 12 : Patuan Tondi (dilantik Sutan Managor 1986 dengan proses terbuka mandi darah, dan proses penobatan tertutup penyerahan pedang kerajaan/simbol Kerajaan Huristak dari jaman Ompu Suhataon

Agama yang dianut Kerajaan Huristak

2 M – 1830 M: Parbegu/Buddha Tantra Bhairawa, Buddha Vajrayana, Buddha Siwa, Paganism

1830 M – sekarang : Islam. (berbagai sumber/hm01)

Related Articles

Latest Articles