8.3 C
New York
Sunday, April 21, 2024

Ini Tradisi di Indonesia dalam Melestarikan Lingkungan Alam yang Sangat Menarik

MISTAR.ID

Alam dan lingkungan memiliki peran vital dalam kehidupan berbagai makhluk hidup. Lingkungan yang rusak dapat merugikan banyak sekali makhluk hidup, mulai dari manusia, hewan, hingga tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kelestarian alam yang ada di tempat tinggal kita.

Dan tahukah kamu bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya sejak nenek moyang telah memiliki tradisi dalam menjaga alam dan lingkungannya. Hanya saja oleh keserakahan dan kemunafikan, tradisi yang baik banyak yang mulai terkikis dan terlupakan.

Nah, agar tidak lupa dan punah, kami mencoba mengembalikan ingatan tentang beberapa tradisi di daerah Indonesia yang memiliki tradisi merawat lingkungan.

Berikut lima tradisi daerah di Indonesia untuk merawat lingkungan sekitar.

Baca juga:Lestarikan Lingkungan, Desa Jaharun B Galang Tanam Bunga Sakura

1. Mantari Bondar – Sumatera Utara

Tradisi Mantari Bondar – Sumatera Utara (f:idn/mistar)

Masyarakat di sekitar hutan Batangtoru mempunyai tradisi adat tersendiri untuk menjaga konservasi air yang dikenal dengan sebutan Mantari Bondar. Tradisi ini merupakan tradisi dari para leluhur masyarakat setempat yang sudah dilakukan selama berabad-abad. Tradisi ini sebenarnya merupakan kegiatan menjaga hutan dan memastikan tidak ada kerusakan pada mata air sehingga aliran arus air lancar.

Mantari sendiri mempunyai arti menteri dan bondar berarti saluran air. Jadi Mantari Bondar merupakan istilah petugas atau pemimpin adat setempat. Para Mantari akan dibantu 8 panjago bondar yang semuanya dipilih oleh warga setempat pada saat rapat adat.

2. Paca Goya – Tidore, Maluku Utara

Tradisi Paca Goya – Tidore, Maluku Utara (f:idntimes/mistar)

Paca Goya merupakan sebuah tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Tidore di Maluku Utara. Tradisi yang dilakukan seusai panen cengkeh atau pala ini bertujuan untuk menjaga alam dengan cara bersih-bersih bukit atau gunung dan tempat keramat di sana. Masyarakat setempat meyakini bahwa bukit dan gunung memiliki tuah atau keramat paling hijau, sehingga tak boleh dirusak.

Selain itu, warga setempat juga dihimbau untuk menghentikan aktivitas selama 3 hari. Bagi warga yang merusak alam atau menebang pohon sembarangan, mereka akan terkena bobeto.

Bobeto merupakan sumpah adat yang berbunyi nage dahe so jira alam, ge domaha alam yang golaha so jira se ngon. Kalimat tersebut mempunyai arti siapa yang merusak alam, nanti akan dirusak oleh alam.

3. Tradisi Bebersih Sungai – Purworejo, Jawa Tengah

Tradisi Bebersih Sungai – Purworejo, Jawa Tengah. (f:idntimes/mistar)

Menjelang musim penghujan, masyarakat di sekitar Sungai Silekor di Purworejo mempunyai tradisi unik untuk mencegah bencana alam. Tradisi ini dilakukan setiap tahun oleh warga Desa Semawung Daleman dan sekitarnya. Masyarakat setempat membersihkan sungai sekaligus memanen ikan sekaligus mempererat silaturahmi.

Sebelum warga membersihkan sungai, tutup pintu air akan ditutup untuk memastikan air sungai menjadi dangkal. Setelah selesai membersihkan sungai, warga setempat diperkenankan untuk pulang dan membawa hasil tangkapan berbagai jenis ikan seperti sondol, lele, nila, dan lain-lain.

Baca juga:Indeks Saham Berbasis Lingkungan Hidup, Ini Kata Kepala Perwakilan BEI Sumut

4. Rasulan – Gunungkidul, DI Yogyakarta

Tradisi 4. Rasulan – Gunungkidul, DI Yogyakarta (f:idntimes/mistar)

Tradisi Rasulan merupakan serangkaian beberapa kegiatan yang dilakukan oleh warga Desa Ngeposari yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur oleh para petani setelah masa panen telah tiba.

Salah satu acara pokok dalam tradisi ini ialah bersih-bersih desa dan pawai dengan membawa hasil bumi. Selain itu, terdapat juga acara lainnya seperti ketoprak, campursari, pengajian, hingga wayang kulit.

5. Adat Sasi – Maluku dan Papua

Adat Sasi – Maluku dan Papua (f;idntimes/mistar)

Untuk memulihkan sumber daya alam yang dimiliki, masyarakat Maluku dan Papua mempunyai sebuah tradisi adat yang bernama Sasi. Tradisi ini merupakan sebuah larangan pemanfaatan hasil laut dan sungai dalam jangka waktu tertentu. Aturan Sasi sendiri sebenarnya ada 5 macam, yaitu sasi umum, sasi sungai, sasi laut, sasi hutan, dan sasi binatang.

Adapun pemimpin dari adat ini yang biasa disebut Kewang. Kewang mempunyai peran untuk mengawasi dan memberikan sanksi seperti denda atau bahkan cambuk.

Nah, itu dia lima tradisi daerah yang ada di Indonesia untuk melestarikan lingkungan dan alam sekitar. Memang, tradisi-tradisi ini wajib dilestarikan demi kelestarian lingkungan di sekitar kita. Dan masih ada lagi tradisi di Indonesia lainnya yang tentu juga sangat menarik kita ulas. (idntimes/hm06)

Related Articles

Latest Articles