11.8 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Filosofi Tumpeng, Representasi Hubungan Manusia dan Hari Merdeka

MISTAR.ID
Nasi tumpeng adalah salah satu hidangan khas Indonesia. Nasi tumpeng juga sering dihidangkan di acara perayaan atau syukuran yang di Indonesia. Termasuk pada perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Untuk memeriahkan acara kemerdekaan RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus akan sangat cocok jika menghidangkan kreasi nasi tumpeng modern. Mengapa harus nasi tumpeng untuk merayakan kemerdekaan RI ?

Baca juga: Wow, Kejutan Nasi Tumpeng di HUT Bhayangkara

  • Nasi tumpeng adalah masakan tradisional yang memiliki cita rasa serta ciri khas dari bangsa Indonesia yang juga dikenal di dunia.
  • Nasi tumpeng memilik banyak makna simbolis dan historis sehingga pas untuk merayakan kemerdekaan bangsa Indonesia.
  • Nasi tumpeng mempunyai banyak kreasi menari dari bentuk kerucut tradisional sampai dengan nasi tumpeng 17 Agustusan modern dengan berbagai model.
  • Nasi tumpeng bahkan sering dijadikan tema acara lomba memasak di berbagai macam daerah serta kampung, oleh karena itu wajar jika menghidangkan nasi tumpeng juga untuk konsumsi acara HUT RI.
  • Nasi tumpeng dapat dihiasi secara mudah dan gampang untuk menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada bangsa ini.
  • Nasi tumpeng ada yang tersedia merah putih, selain warna-warna tradisional seperti nasi tumpeng kuning, hijau, dan putih. Warna nasi tumpeng 17 Agustusan merah putih dapat menjadi lambang dari bendera bangsa Indonesia.

Namun lebih dari itu, nasi tumpeng juga punya makna filosofis yang indah. Nasi tumpeng adalah bentuk representasi hubungan antara Tuhan dengan manusia dan manusia dengan sesamanya.

Sastra Jawa di Universitas Indonesia Dr Ari Prasetiyo, S.S., M.Si pernah mengungkapkan bahwa dalam Kitab Tantupanggelaran (kitab dari zaman Majapahit) diceritakan saat Pulau Jawa berguncang. Batara Guru dalam konsep Hindu memerintahkan membawa Puncak Mahameru India untuk menstabilkan Pulau Jawa dan jadilah Gunung Semeru di Jawa Timur.

Menurut Ari Prasetyo, manusia memahami konsep Ketuhanan sebagai sesuatu yang besar dan tinggi serta berada di puncak. Maka dari itu manusia juga percaya para dewa berada di Puncak Mahameru.

Baca juga: TMP Medan Bersama Pengamen Jalanan Makan Nasi Tumpeng

Nasi tumpeng ini yang kemudian jadi representasi dari puncak gunung atau konsep ketuhanan. Itulah makna dari bentuk nasi tumpeng yang mengerucut dan menjulang tinggi (vertikal).

Bukan itu saja, isian nasi tumpeng juga punya filosofi sendiri. Biasanya isian nasi tumpeng diletakkan secara horizontal. Peletakan secara horizontal merupakan lambang hubungan manusia dengan sesamanya. Sementara keragaman lauk pauk menurut Ari, jadi lambang kehidupan dunia yang kompleks.

“Dalam konsep Jawa dikenal ungkapan ‘sangkan paraning dumadi’ (tahu dari mana dan akan ke mana segala makhluk), ‘mulih ing mulanira’ (kembali ke asalnya),” terang Ari.

“Agar kembali ke Tuhan atau kaitannya dengan konsep surga dan neraka, manusia harus berbuat baik dan berhati-hati dalam hidup di dunia yang penuh karut marut seperti lambang dari lauk pauk nasi tumpeng,” pungkasnya. (berbagaisumber/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles