12.3 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Volatilitas Menggila, Dow Jones Kembali Dibuka Anjlok

Washington DC, MISTAR.ID

Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada perdagangan Senin (23/3/2020), atau berbalik dari indeks derivatifnya yakni Dow Futures yang sempat berbalik menguat jelang sesi pembukaan.

Pelaku pasar mengacuhkan rilis bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan menjalankan program pembelian aset. Mereka lebih khawatir pada gagal dicapainya kesepakatan antara kubu Republik dan Demokrat mengenai proposal stimulus.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 301,2 poin (-1,6%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan kian memburuk menjadi 511,6 poin (-2,7%) selang 15 menit kemudian ke 18.656,6. Indeks Nasdaq drop 102,8 poin (-1,5%) ke 6.774,2 dan S&P 500 tertekan 64 poin (-2,7%) ke 2.248,27.

“Meski Langkah The Fed menjadi bantuan yang tak terkira, satu-satunya cara agar pasar menemukan penguatan berkelanjutan adalah ketika ekonomi bisa hidup kembali, atau setidaknya ada jalur riil mengenai apa yang akan terjadi,” tutur Paul Hickey, analis Bespoke Investment Group, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

Pelaku pasar juga cuek dengan pernyataan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin kepada CNBC International yang mengatakan bahwa Kongres “sangat dekat” untuk meloloskan paket fiskal, yang harus didorong “hari ini.”

“Kami akan menggunakan beberapa pendanaan yang kami miliki, tapi Kongres harus menyetujui tambahan anggaran hari ini agar kami bisa lanjut dan mendukung pekerja dan ekonomi Amerika,” tuturnya.

Senat gagal meloloskan stimulus yang diajukan Presiden AS Donald Trump pada Minggu karena kubu Demokrat menilai proposal stimulus itu tidak banyak membantu kelas pekerja dan memberikan manfaat terlalu besar bagi perusahaan yang ditalangi.

Dalam pernyataannya, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa dia tidak sebarisan dengan rencana stimulus kubu Republik: “Berdasarkan titik sikap saya, kami berbeda.” Meski demikian, anggota Senat Chuck Schumer menilai perbedaan itu akan diatasi 24 jam ke depan.

Pelaku bursa berharap pemerintah AS mengeluarkan paket kebijakan ekonomi menyusul makin meluasnya wabah corona. Total penderita penyakit covid-19 itu telah melampaui angka 300.000, dan membunuh lebih dari 13.000 orang. Di AS saja, ada 30.000 orang yang terjangkit.

Ekonom Goldman Sachs dalam laporan hariannya Jumat pekan lalu memperkirakan bursa anjlok 24% pada kuartal kedua, setelah koreksi 6% kuartal pertama. Di sisi lain Morgan Stanley, memperkirakan koreksi sebesar 30% pada kuartal kedua.

Sumber:CNBCIndonesia

Related Articles

Latest Articles