10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Utang Pemerintah Tembus Rp4.765 Triliun

Jakarta | MISTAR.ID – Kementerian Keuangan mencatat posisi utang pemerintah tembus Rp4.756,13 triliun per Oktober 2019. Jumlah itu terdiri dari pinjaman sebesar Rp771,54 triliun dan surat berharga negara (SBN) Rp3.984,59 triliun.

“Posisi utang nominal per akhir Oktober 2019 Rp4.765 triliun,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam paparan APBN Kita di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Senin (18/11/19).

Ia menjelaskan komposisi utang pemerintah sebagian besar merupakan hasil dari kontribusi penerbitan SBN domestik sebesar Rp2.923,62 triliun dan penerbitan valas Rp1.060,97 triliun.

Adapun dari sisi pinjaman terdiri atas pinjaman dalam negeri Rp7,38 triliun dan pinjaman luar negeri Rp764,16 triliun. Berdasarkan jumlah tersebut, rasio utang pemerintah terhadap PDB menjadi 29,87 persen. “Kalau tingkat rasio terhadap GDP sebesar 29,87 persen,” jelas dia.

Sementara itu, realisasi pembiayaan utang mencapai Rp384,52 triliun atau 107,03 persen target APBN. Pembiayaan tersebut bersumber dari realisasi SBN sebesar Rp401,71 triliun dan realisasi pinjaman sebesar negatif Rp17,19 triliun.

Hingga akhir Oktober 2019 Pemerintah telah membayarkan cicilan pokok Pinjaman Dalam Negeri sebesar Rp1,00 triliun atau 67,88 persen dari target APBN, sementara cicilan pokok Pinjaman Luar Negeri telah dibayarkan sebesar Rp66,92 triliun atau 73,97 persen target APBN.

“Akumulasi pinjaman mencapai angka negatif lantaran realisasi pembayaran cicilan pokok Pinjaman Luar Negeri lebih besar dari pada penarikan Pinjaman Luar Negeri. Namun sebaliknya untuk Pinjaman Dalam Negeri, penarikan pinjaman lebih besar dibandingkan pembayaran cicilan pokok,” tambah dia.

Suahasil menambahkan diversifikasi sumber pembiayaan diperlukan dengan melakukan pendalaman di pasar domestik. Salah satunya melalui penerbitan SBN dilaksanakan melalui penerbitan ORI016 yang diterbitkan secara online melalui sistem e-SBN.

ORI016 berhasil meraup dana untuk pembiayaan sebesar Rp8,21 triliun. Sebanyak 72,80 persen atau 13.349 investor ORI016 merupakan investor baru dari kalangan milenial. Sementara dari segi volume, generasi baby boomers mendominasi dengan jumlah pemesanan sebesar Rp3.676,66 miliar.

“Diversifikasi sumber pembiayaan penting dilakukan untuk menjaga keberlangsungan sumber pembiayaan untuk pembangunan,” pungkas dia. (medcom/hm04)

Sumber : medcom
Editor : Jannes Silaban

Related Articles

Latest Articles