9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Sektor Jasa Keuangan Sumut Kembali Stabil dan Tumbuh

Parapat, MISTAR.ID

Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori menuturkan berdasarkan pemantauan per April 2022, kondisi sektor jasa keuangan di Sumut yang terdiri dari 110 entitas Perbankan, 84 entitas Pasar Modal, dan 188 entitas IKNB masih dalam kondisi yang stabil dan perlahan kembali bertumbuh.

Penyaluran kredit juga mulai bergerak pulih. Per April 2022, terpantau pertumbuhan kredit sebesar 6,82% yoy dengan outstanding Rp230 triliun. Menurut Yusup, kondisi ini telah melebihi pencapaian periode sebelum pandemi yang pertumbuhannya sebesar 4,89% yoy pada April 2019.

Hal ini dikatakan Yusup dalam acara Penguatan Inklusi Keuangan dan Waspada Investasi Ilegal di Sumatera Utara yang berlangsung di Parapat sejak Kamis (16/6/22) sampai Jumat (17/6/22).

Baca juga: Tiga Daerah di Sumut Percepat Akses Keuangan Melalui Business Matching TPAKD

“Kinerja bank umum di Sumatera Utara juga telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ia menyebut, hal itu lantaran fase recovery di tahun 2022 seiring menurunnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan kembali pulihnya aktivitas perekonomian,” ungkapnya.

Sedangkan jika melihat perkembangan penghimpunan DPK, pandemi Covid-19 tidak menunjukkan implikasi negatif terhadap pertumbuhannya.

“Justru, terdapat lonjakan yang signifikan dalam pertumbuhan semenjak pandemi, yang hingga saat ini selalu bertumbuh double digit,” ucapnya.

Menurutnya, memasuki fase recovery, pertumbuhan tersebut tidak terlihat menurun, bahkan terus meningkat dibanding periode sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit mengalami kontraksi yang cukup dalam di masa pandemi dengan pertumbuhan terendah terdapat pada Desember 2020 sebesar -4,28% yoy dan posisi outstanding terendah di Desember 2021 sebesar Rp211 triliun.

Baca juga: Pasar Keuangan Global Diperkirakan Tertekan Sepekan ke Depan

Ia mengatakan, pertumbuhan kredit yang relatif tinggi tersebut diiringi dengan perkembangan restrukturisasi yang semakin melandai dan rasio kredit macet atau NPL yang semakin menurun.

Sementara, restrukturisasi terdampak Covid-19 untuk bank umum juga meneruskan tren yang melandai sejak Desember 2020. Berdasarkan pemantauan per April 2022, restrukturisasi tercatat sebesar Rp16 triliun. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian dari debitur yang mendapatkan fasilitas stimulus, sudah semakin membaik.

“Harapan kami, tentunya, dengan pemulihan pertumbuhan kredit dan ekonomi, restrukturisasi ini secara gradual akan turun dan akan dapat dinormalkan di suatu titik tertentu. Dalam hal itu, kami terus melakukan pengawasan kepada bank agar terus memantau dan membuat pencadangan untuk mengantisipasi kredit bermasalah ke depannya,” terangnya.

Baca juga: Tingkatkan Pelayanan Bidang Keuangan, Unimed Jalin Kerja Sama dengan BTN

Dalam kesempatan itu, Yusup juga mengatakan selama periode Januari hingga Mei 2022, terdapat total 261 pengaduan yang diterima OJK yang berasal dari konsumen Sumatera Utara

“Pengaduan terbanyak berasal dari nasabah Perbankan tercatat sebanyak 136 pengaduan, diikuti dengan nasabah Asuransi dan Perusahaan Pembiayaan yang masing-masing sebanyak 48 pengaduan. Adapun pengaduan yang diterima ini melalui APPK (Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen) dan ada juga yang datang langsung ke kantor kita di OJK KR 5 Sumbagut,” pungkasnya. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles