10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Rupiah Menguat, Uang Beredar Tumbuh 7,9 Persen

Jakarta, MISTAR.ID

Nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (31/3/20) pagi bergerak menguat seiring mulai pulihnya ekonomi China. Sementara, likuiditas perekonomian atau peredaran uang tumbuh 7,9 persen.

Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (31/3/20) pagi bergerak menguat 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.325 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.338 per dolar AS.

Sedangkan likuiditas perekonomian atau peredaran uang dalam arti luas (M2), pada Februari 2020 meningkat dengan posisi tercatat Rp6.116,5 triliun, atau tumbuh 7,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1 persen (yoy).

“Akselerasi pertumbuhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponennya, baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham,” kata Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) dalam info terbarunya di Jakarta, Selasa (31/3/20) sebagaimana dilansir Antara.

Dijelaskan, uang beredar dalam arti sempit (M1) meningkat dari 7,9 persen (yoy) pada Januari 2020 menjadi 8,6 persen (yoy) pada Februari 2020, disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal dan giro rupiah.

Sementara uang kuasi pada Februari 2020 juga meningkat dari 6,8 persen (yoy) pada Januari 2020 menjadi 7,5 persen (yoy) pada Februari 2020.

Peningkatan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari 31,8 persen pada bulan sebelumnya menjadi 34,7 persen (yoy) pada Februari 2020.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, kata Dekom BI, peningkatan M2 pada Februari 2020 disebabkan oleh ekspansi operasi keuangan pemerintah.

Hal tersebut tercermin pada peningkatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, dari 1,8 persen (yoy) pada Januari 2020 menjadi 11,9 persen (yoy) pada Februari 2020.

Penyaluran kredit pada Februari 2020 melambat menjadi 5,5 persen (yoy) dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,7 persen (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan aktiva luar negeri bersih pada Februari 2020 sebesar 9,9 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Rupiah Menguat

Hal penguatan rupiah, tercatat pada nilai tukar (kurs) rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (31/3/20) pagi bergerak menguat seiring mulai pulihnya ekonomi China.

Pada pukul 09.41 WIB, rupiah bergerak menguat 13 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.325 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.338 per dolar AS.

“Hari ini rupiah bisa mendapatkan sentimen positif dari data indeks aktivitas manufaktur dan nonmanufaktur China versi pemerintah untuk bulan Maret yang dirilis melebihi ekspektasi dan masuk zona ekspansi, 52 vs 44,9 dan 52,3 vs 42,1,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, hasil tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi China telah berhasil mengatasi pandemi wabah Covid-19.

Pulihnya ekonomi China bisa membantu perekonomian negara mitra yang membutuhkan material dan pasar Negeri Tirai Bambu itu.

Selain itu, penguatan indeks saham AS juga bisa memberikan sentimen positif ke rupiah hari ini. Indeks Dow Jones pada Senin (30/3/2020) ditutup menguat 3,19 persen.

Kendati demikian, penambahan penyebaran wabah masih menjadi sentimen negatif karena masalah utama belum terselesaikan.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.200 per dolar AS hingga Rp16.400 per dolar AS.*

Sumber : Antara
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles