18.9 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Pupuk Subsidi Langka, Sistem Distribusi Pemda Carut Marut

Jakarta, MISTAR.ID

Ketua Komisi IV DPR Sudin mengatakan, permasalahan penyaluran pupuk bersubsidi bagi petani selama ini disebabkan carut marutnya sistem distribusi di sejumlah kabupaten yang belum menerbitkan Surat Keputusan (SK) pupuk.

Ia menyayangkan sejumlah kabupaten/kota yang hingga saat ini belum menerbitkan SK pupuk bersubsidi. “Masih ada 57 kabupaten yang belum membuat SK penyaluran pupuk bersubsidi. Itulah penyebab pupuk belum ada di lapangan,” ujar Ketua Komisi IV DPR Sudin saat memimpin Rapat Kerja dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Senin (25/1/21).

Sudin mengatakan, seharusnya pihak Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tentang belum adanya kabupaten yang mengeluarkan SK pupuk bersubsidi. Jangan sampai, kata Sudin, pupuk belum ada, tapi Menteri Pertanian yang disalahkan. “Jangan petani salahkan Kementan dan PIHC. Pemda tidak responsif mengajukan kebutuhan pupuk bersubsidi,” katanya.

Baca Juga:Tebus Pupuk Subsidi Wajib Pakai Kartu Tani, Ini Syaratnya!

Sekedar informasi, berdasarkan data PIHC, dari total 514 kabupaten, hanya 483 yang baru memiliki alokasi dan baru 426 kabupaten yang sudah menerbitkan SK Dinas Kabupaten tentang pengajuan pupuk bersubsidi.

Adapun Kabupaten yang belum menyerahkan SK yang termasuk kedalam Provinsi antara lain Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, Papua Barat. “Untuk itu kita perlu membuat terobosan untuk mempermudah penyaluran pupuk bersubsidi. Hal ini tentu harus menjadi perhatian kita semua,” katanya.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa kebutuhan pupuk dengan luas baku sawah 7,46 juta hektare diperlukan 21 juta ton, tapi baru dipenuhi 9 juta ton dimana pangan hanya teralokasi 6,1 juta ton.

Baca Juga:Petani Keluhkan Kelangkaan Dan Mahalnya Pupuk Subsidi

“Hasil kajian Balitbangtan 2020, nilai tambah produksi sebagai dampak pupuk bersubsidi mencapai Rp98,4 triliun, jika dibandingkan dengan anggaran yang digunakan rata-rata 2014-2020 Rp28,1 triliun, maka nilai manfaatnya mencapai 250%,” tutup Mentan.(sdn/hm12)

Related Articles

Latest Articles