10.7 C
New York
Monday, May 6, 2024

Pekan Ini, Pelaku Pasar Harap-harap Cemas

Medan, MISTAR.ID

Pasar keuangan di pekan ini berpeluang untuk bergerak sangat volatile. Namun, volatilitas pasar keuangan di pekan ini nantinya akan lebih banyak bergerak dalam zona merah. Khususnya bagi kinerja indeks bursa saham. Yang menjadi kekuatiran pelaku pasar saat ini adalah kian memanasnya masalah geopolitik di Eropa. Dimana pelaku pasar akan melihat bagaimana kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina dalam waktu dekat ini.

Selain masalah geopolitik, pelaku pasar juga turut dikuatirkan dengan testimoni dari Bank Sentral AS. Di perdagangan akhir pekan, Bank Sentral AS (The FED) akan mengeluarkan sejumlah pernyataan, yang memungkinkan pasar keuangan akan berada dalam tekanan. Realisasi data inflasi AS yang tinggi tentunya akan memicu perdebatan di kalangan Gubernur Bank Sentral AS.

“Nantinya mereka akan memutuskan kapan waktu yang tepat menaikkan bunga acuan. Selanjutnya berapa besar kemungkinan kenaikannya, dan berapa kali akan dinaikkan di tahun 2022 ini. Itu yang akan dinanti pelaku pasar. Kalau ancaman perang, saya pikir memang akan menjadi pertimbangan sebelum memutuskan bunga acuan di AS,” sebut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, Senin (14/2/22).

Baca juga: Februari, 19.972 Transaksi Perdagangan Pasar Fisik Emas Digital di JFX dan KBI

Dosen UISU Jurusan Ekonomi ini juga menilai pertimbangan perang tidak akan menghalangi kebijakan menaikkan bunga acuan oleh The FED. Pekan ini hanya sedikit data penting yang akan dirilis. Bagi pasar saham, rilis data keuangan emiten akan lebih banyak memberikan dorongan positif bagi kinerja pasar saham.

Namun, situasi geopolitik yang memburuk bisa membuyarkan itu semua. Rasa cemas di kalangan pelaku pasar akan meningkat di pekan ini. Terlebih perang di gadang-gadang akan terjadi pada 15 Februari mendatang, ataupun waktu tertentu yang bisa datang kapan saja dalam waktu dekat. Dan hasil pembicaraan dua pimpinan tertinggi AS dan Rusia yang tidak menghasilkan kesepakatan apapun kian memperuncing kemungkinan agresi Rusia ke Ukraina.

“Di pekan ini sebenarnya ada data ekonomi nasional yang akan dirilis. Salah satunya adanya data penjualan kendaraan bermotor. Akan tetapi lagi-lagi kita belum akan melihat pengaruh data tersebut terhadap kinerja pasar keuangan domestik. Mungkin bisa jadi kabar baik bagi emiten otomotif, namun belum tentu menjadi kabar baik bagi keseluruhan kinerja bursa saham,” urainya.

Untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menilai masih akan sulit untuk bertahan di atas level 6.835 untuk waktu yang lama. IHSG justru berpeluang untuk turun di kisaran 6.730 hingga 6.750 nantinya. Sementara mata uang Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 14.325 hingga 14.400 di pekan ini. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles