10.7 C
New York
Friday, May 10, 2024

Pekan Ini, Omicron Ancam Pasar Keuangan Namun Emas Naik

Medan, MISTAR.ID

Pekan ini akan menjadi pekan yang amat sepi dari sejumlah sentimen data ekonomi. Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin bila melihat kinerja pasar keuangan di pekan kemarin, semuanya terpantau turun.

Apalagi setelah banyak Bank Sentral memutuskan besaran bunga acuannya. Dimana The FED dan BI mempertahankan besaran suku bunga acuan. Pasar keuangan domestik pada dasarnya memiliki kecenderungan bergerak mendatar setelah keputusan
tersebut.

“Sekalipun ada ancaman kenaikan suku bunga acuan di tahun depan, akan tetapi pasar sudah mewanti-wanti kemungkinan tersebut. Hanya saja, laporan kasus pertama Omicron di tanah air menjadi kabar buruk yang membuat pasar keuangan bergejolak. Meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah terpantau melemah karena Omicron, namun harga emas mampu berbalik karena Omicron sedikit banyak menjadi instrumen yang siap dilirik saat kinerja mata uang khususnya US Dolar dibayangi oleh gelombang lanjutan pandemi Covid-19,” kata Gunawan, Senin (20/12/21).

Baca juga: Penyebaran Omicron Tekan Saham Asia dan Harga Minyak

Harga emas dunia saat ini mampu berbalik di kisaran $1.798-an per ons troy, setelah sebelumnya di pekan kemarin sempat turun dikisaran $1.760-an per ons troy. Harga emas masih mampu bertahan. Secara fundamental di saat terjadi gelombang pandemi, emas
kerap mampu menguat harganya.

“Harga emas justru diuntungkan saat kondisi ekonomi tidak sedang baik-baik saja. Sehingga Omicron saat ini menjadi ancaman baru bagi pasar keuangan global. Dan emas kerap menjadi alternatif investasinya. Walau demikian, saya menilai kenaikan harga emas
akan sangat terbatas. Secara teknikal emas akan sulit untuk berbalik ke level psikologis $2.000.

Sementara US Dolar memiliki peluang menguat dalam jangka panjang, mengingat The Fed atau Bank Sentral AS menyatakan akan menaikkan bunga acuan dan mempercepat penghapusan program tapering,” terang Praktisi UIN Sumut Jurusan Bisnis Ekonomi tersebut.

Dikatakannya, pekan ini sentimen yang mempengaruhi pasar sangat sedikit. Dari AS data yang akan dirilis adalah data seputar inflasi yang sejauh ini masih akan menjadi kabar yang kurang baik bagi kinerja mata uang rupiah maupun harga emas. Untuk IHSG sendiri sepertinya masih belum beranjak jauh atau bergerak melandai. Namun pelaku pasar akan terus memantau perkembangan omicron di tanah air yang bisa saja menekan kinerja IHSG.

Baca juga: Masker Ganda dan Perlawanan Terhadap Omicron

“Nah jika seandainya jumlah pasien Omicron di tanah air terus mengalami peningkatan jumlah. Atau penyebaran Omicron menggiring opini adanya kemungkinan gelombang ketiga Covid-19 di tanah air. Ini akan jadi kesempatan bagi sejumlah investor untuk melirik saham-saham di sektor kesehatan. Jadi pergerakan pasar di pekan ini akan lebih banyak
dipengaruhi oleh update kasus Omicron, serta sentimen pergerakan pasar keuangan eksternal,” pungkasnya.(anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles