5.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Pasar Masih dalam Tekanan Global, IHSG dan Rupiah Belum Aman

Medan, MISTAR.ID

Pekan ini akan ada banyak data serta momen yang akan banyak berpengaruh pada kinerja pasar keuangan domestik. Dan semua data maupun sentimen yang muncul pada pekan ini didominasi oleh faktor eksternal. Baik berupa data ekonomi yang akan dirilis, maupun
kebijakan suku bunga acuan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS.

“Jadi sebenarnya kita melihat ada potensi dimana pasar keuangan akan bergerak volatile atau berfluktuasi dalam rentang yang cukup lebar. Kalau penentuan kebijakan suku bunga acuan di AS saya pikir masih akan dipertahankan di bulan ini. Namun, yang perlu
dikuatirkan adalah tren kebijakan Bank Sentral AS ke depan, beserta sikap dari pejabat Bank Sentral AS dalam menyikapi perkembangan ekonomi terkini,” sebut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, Senin (24/1/22).

Lanjutnya, semakin hawkish (kebijakan moneter ketat), berarti semakin besar kemungkinan pasar keuangan akan kembali berada dalam tekanan. “Pekan ini kinerja IHSG
dan rupiah berpeluang untuk bergerak layaknya roller coaster. Karena data yang disajikan khususnya dari AS, akan merealisasikan data yang beragam. Ada yang kinerjanya membaik, namun tidak sedikit pula yang memburuk,” terangnya.

Baca juga: Pasar Keuangan Masih Berpeluang Tertekan di Awal Pekan

Sementara itu, dari tanah air, data terkait persediaan uang atau money supply serta data penjualan kendaraan bermotor, diyakini tidak akan banyak memberikan perubahan besar bagi kinerja pasar keuangan saat ini, baik itu IHSG dan rupiah. Pelaku pasar di tanah air akan fokus kepada kebijakan Bank Sentral AS, dimana pengaruhnya sangat besar bagi
pasar keuangan dunia termasuk Indonesia. Di sisi lain, penambahan jumlah kasus Covid-19 juga akan menjadi fokus pelaku pasar selanjutnya.

“Sehingga saya melihat pelaku pasar berpeluang untuk dibawa pada fluktuasi pasar yang besar. Jadi kalau pasar keuangan bergerak dalam tren yang turun di pekan ini, hal tersebut memang lebih besar berpeluang terjadi dibandingkan dengan potensi penguatannya.
Terlebih sejumlah bursa di luar anjlok pada perdagangan akhir pekan kemarin, sementara IHSG dan rupiah mampu ditutup di zona hijau akhir pekan lalu,” jelas Dosen UISU ini.

Sehingga menurut Gunawan, ada banyak pemicu tekanan di pekan ini. Kebijakan BI yang mampu meredam tekanan di pekan kemarin diperkirakan tidak akan berlanjut di pekan ini. Meski demikian, sikap BI yang antisipatif terhadap perubahan kebijakan Bank Sentral AS atau The FED, akan mengurangi tekanan di pasar keuangan domestik. (anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles