19.2 C
New York
Monday, May 20, 2024

Pasar Keuangan dalam Tekanan Sepekan Ke Depan

Medan, MISTAR.ID

Pasar keuangan selama sepekan ke depan akan banyak dihiasi oleh oleh sejumlah agenda penting dan sejumlah data penting. Namun pelaku pasar akan kembali masuk dalam situasi yang rumit, karena sejumlah agenda dan data penting tersebut justru kian menegaskan bahwa, jurang resesi sudah tidak mungkin dihindari.

Hal tersebut dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin bahwa saat ini ekonomi global benar-benar dalam situasi rumit yang akan berbuntut pada tekanan pada kinerja pasar keuangan.

“Dimulai rilis data ketenagakerjaan di Inggris, dimana data ketenagakerjaan bulan Juli diperkirakan akan tumbuh negatif, meskipun tingkat pengangguran pada bulan agustus diperkirakan masih akan tetap berada di level 3,6%. Sementara pertumbuhan ekonomi inggris yang dihitung per triwulan pada Agustus diperkirakan akan mengalami kontraksi,” jelas Dosen UISU ini, Senin (10/10/22).

Baca juga:Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Edukasi Masyarakat Tentang Pasar Modal

Selanjutnya, kata Gunawan data PPI AS, inflasi pada indeks harga di tingkat produsen diperkirakan membaik. Namun, data ini masih belum bisa menjamin bahwa kinerja pasar keuangan akan membaik.

“Berkaca kepada penyerapan tenaga kerja yang positif di akhir pekan lalu, indeks bursa di AS justru mengalami koreksi, karena membaiknya data tersebut justru menjadi indikasi bahwa The FED akan kokoh pada pendiriannya untuk menaikkan bunga acuan,” sebutnya.

Menjelang akhir pekan ada FOMC minutes, yang akan memberikan gambaran bagaimana kebijakan penyesuaian suku bunga dilakukan nantinya. Dan di sini, pasar berpeluang bergejolak dengan fluktuasi yang bisa saja sangat tajam. Meskipun bisa sebaliknya jika sinyal The FED justru ke arah penurunan suku bunga acuan atau dovish.

Ditambah lagi diwaktu yang bersamaan, rilis data inflasi jerman yang diperkirakan akan menembus 10%, ditambah inflasi inti AS yang akan naik, dan melandainya inflasi AS secara keseluruhan. Juga menyisahkan kekuatiran akan potensi tekanan besar pada pasar keuangan.

Baca juga:Sumut Catat Inflasi 1 Persen Pasca Naik BBM

“Jadi pasar keuangan kita masih sangat berpeluang untuk kembali terkoreksi. Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) berpeluang untuk melemah di bawah level psikologis 7.000, mata uang Rupiah berpeluang kembali tertekan dengan resisten kuat di 15.500, dan harga emas juga berpeluang untuk terkoreksi. Emas sangat mungkin turun dikisaran $1.675 per ons troy atau dibawahnya, sementara harga emas saat ini berada dikisaran $1.695 per ons troy nya,” tukas Gunawan. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles