7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Omicron Masuk Indonesia, Ekonom: Beban Ekonomi Indonesia Bertambah

Medan, MISTAR.ID

Menteri Kesehatan telah mengumumkan pasien Omicron di tanah air. Kabar tersebut menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan domestic maupun ekonomi nasional secara menyeluruh.

Padahal di hari yang sama, bursa di AS mampu bergerak di zona hijau. Kabar dari Bank Sentral AS atau The FED yang sesuai perkiraan sebelumnya, dimana The Fed akan menambah pengurangan pembelian asset atau tapering, dan berencana untuk menaikkan besaran suku bunga acuannya sebanyak 3 kali di tahun depan. Tidak sepenuhnya menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan global.

“Untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru sempat menguat di sesi pembukaan. Walaupun tren penguatannya terkikis secara selama sesi perdagangan pagi. Hingga pada akhirnya IHSG diperdagangkan di teritori negatif. Akan tetapi kabar dari Menteri Kesehatan RI terkait temuan pasien Omicron, memperburuk kinerja pasar keuangan yang sebelumnya sudah terpapar kabar kurang baik dari AS tersebut,” kata Ekonom asal Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin, Kamis (16/12/21) sore.

Baca Juga:Omicron Masuk ke Indonesia, Dinkes Sumut Perkuat 3T

Jadi apa yang dikhawatirkan pelaku pasar selama ini benar-benar terjadi. Dari sisi eksternal, kebijakan Bank Sentral AS yang mempercepat pengurangan pembelian asset atau tapering, ditambah dengan kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan di tahun depan sebanyak 3 kali menjadi faktor negative bagi pasar keuangan global. “Walaupun sejauh ini dampak buruk dari kebijakan tersebut masih mampu diminimalisir,” sebutnya.

Sentimen lainnya adalah kekhawatiran akan kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengantisipasi dampak buruk penyebaran Omicron di tanah air. Sejauh ini memang pasar keuangan masih terlihat belum begitu terpengaruh oleh kehadiran Omicron di tanah air.

“Tetapi respon kebijakan yang dikhawatirkan adalah adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti yang sudah-sudah. Karena pada akhirnya ekonomi nasional yang akan jadi korban kebijakan PPKM. Walaupun kita semua tahu bahwa PPKM sebagai salah satu upaya untuk meredam agar penyebaran Covid-19 bisa lebih dikendalikan. Dengan diumumkannya kasus Omicron di tanah air, hal ini saja sudah bisa membuat masyarakat untuk mengurangi aktifitas di luar. Belum lagi nanti kebijakan susulan dari pemerintah,” ungkap Praktisi UIN Sumut ini.

Kehadiran Omicron juga dikhawatirkan akan merevisi kebijakan pemerintah yang sebelumnya telah menghapus PPKM level 3 selama Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jadi kehadiran Omicron akan merubah banyak ekspektasi khususnya terkait dengan kinerja fundamental ekonomi ke depan. Pertumbuhan ekonomi, inflasi, IHSG, niai tukar rupiah, suku bunga acuan, kosumsi masyarakat, harga emas, hingga aktifitas perusahaan berpeluang untuk direvisi kinerjanya ke depan.

Baca Juga:RI Temukan Pasien Pertama Varian Omicron, Pasien Bekerja di Wisma Atlet

Semuanya akan menyesuaikan dan mencari titik keseimbangan baru seiring dengan munculnya ancaman baru. Kehadiran Omicron di tanah air menambah deretan panjang masalah ekonomi nasional.

“Seperti yang sudah-sudah, dimana Covid-19 telah menghapus banyak lapangan kerja masyarakat. Dan mengakibatkan masyarakat kehilangan daya belinya. Pada hari ini saja Omicron telah membuat IHSG ditutup turun 0.47% di level 6.594,80. Sementara mata uang rupiah melemah di level 14.363 per US Dolar diperdagangan sore,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles