8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

OJK: Industri Jasa Keuangan Sumut Tumbuh Rp301,33 Triliun

Medan, MISTAR.ID

Setelah memasuki tahun 2021 dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang masih negatif yakni -0,74% pada triwulan I. Pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua kembali tumbuh positif sebesar 7,07%.

Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) juga telah mengalami pemulihan ditandai dengan pertumbuhan PDRB Sumut yang melewati fase negatif di triwulan I 2021 yang terkontraksi -1,85% meningkat menjadi +4,95% di triwulan II.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor 5 Regional Sumbagut, Yusup Ansori mengatakan secara umum stabilitas sistem keuangan di triwulan II 2021 sedang memperlihatkan perkembangan yang baik.

Baca Juga: OJK Siapkan Perpanjangan Restrukturisasi Kredit Pembiayaan di Sektor Perbankan

Sehingga dapat berperan mendorong pertumbuhan perekonomian secara nasional. Khususnya pada kinerja intermediasi perbankan yang sudah mulai bertumbuh positif.

Dikatakannya lagi, hingga Juni 2021 total aset bank umum secara nasional tumbuh sebesar 9,77% secara year on year (yoy), sementara untuk total penyaluran kredit dan penggunaan dana pihak ketiga tumbuh masing-masing sebesar 0,48% dan 11,28% yoy dengan rasional IDR 81,03%. Pertumbuhan ini disertai dengan problem risiko yang baik dengan rasio 3,20%.

“Per Juni 2021 kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di Sumut yang terdiri dari 128 entitas perbankan, 98 entitas pasar modal dan 192 industri keuangan non bank masih dalam kondisi yang stabil dan perlahan kembali bertumbuh. Di sektor perbankan yang terdiri dari  2 bank yang berkantor pusat di Sumut, 56 bank kantor cabang dan 57 BPR/BPRS,” kata Yusup melalui paparan virtualnya, Jumat (13/8/21).

Baca Juga: OJK dan Perbankan Berkolaborasi Gelar Vaksinasi Covid-19 di Medan

Adapun total aset, sambung Yusup, dicatat sebesar Rp 301,33 triliun dengan pertumbuhan double digit 12,57% yoy.

“Dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat tumbuh double digit sebesar Rp 12,40% menjadi Rp 281,59 triliun,” katanya lagi.

Sementara itu, penyaluran kredit atau pembiayaan masih terkontraksi -1,12% yoy dengan total penyaluran Rp 217,56 triliun. Mayoritas sumber perlambatan kredit terletak pada usaha besar atau korporasi yang terkontraksi 6,19% secara yoy. Namun, kredit kepada UMKM dapat didorong untuk bertumbuh positif yakni 2,50% yoy.

Baca Juga: Selama Pandemi, OJK Catat Kondisi Perbankan Sumut Tumbuh Positif 

“Meskipun kredit masih tumbuh negatif problem risiko perbankan masih bisa dijaga dengan baik bercermin dari rasional NPR Cross yang dapat turun hingga dibawah 3% yaitu 2,90%. Berdasarkan sektor produktif  terdapat 5 sektor yang bertumbuh positif bahkan hingga tumbuh double digit yakni sektor perikanan 33,64 %, pertambangan dan penggalian tumbuh 25,10%, penyediaan akomodasi makan dan minum tumbuh 14,93%, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 11,28%, dan jasa masyarakat sosial budaya dan hiburan 8,92%,” pungkasnya.(anita/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles