12.3 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Nilai Tukar Rupiah Terpuruk

Jakarta, MISTAR.ID
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,07% di Rp14.650/US$. Setelahnya, rupiah sempat merosot hingga 0,44% ke Rp14.705/US$. Namun, rupiah bukan tanpa perlawan, sebab sempat menguat 0,07% sebelum kembali melemah 0,07% di Rp14.650/US$ di penutupan perdagangan.

Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan, Jumat (23/10/20). Pelaku pasar melalukan aksi wait and see perkembangan stimulus fiskal di AS.

Rupiah tidak sendirian, ada ringgit Malaysia yang juga melemah melawan dolar AS. Hingga pukul 15:07 WIB, ringgit Malaysia melemah 0,21%, menjadi yang terburuk di Asia, rupiah terburuk kedua, sementara mata uang utama lainnya membukukan penguatan.

Isu stimulus fiskal di AS mempengaruhi pasar mata uang di pekan ini. Perundingan antara Nancy Pelosi, Ketua DPR (House of Representatif) Amerika Serikat (AS) dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin yang membahas stimulus tersebut mulai berlangsung sejak awal pekan ini.

Baca Juga:Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat, Ini Tanda-tandanya

Selasa lalu waktu AS, Pelosi mengatakan setelah berbicara dengan Mnuchin dia berharap kesepakatan stimulus corona dapat dicapai pada akhir pekan ini.

Di hari yang sama, hal senada juga ditegaskan Kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, yang mengatakan Pelosi dan Mnuchin akan melanjutkan perundingan di hari Rabu, dan berharap melihat adanya beberapa kesepakatan sebelum akhir pekan.

Namun kabar terbaru, stimulus di AS kemungkinan tidak cair hingga pemilu presiden (pilpres) di AS pada 3 November mendatang. Pelosi memberikan sinyal adanya kemajuan perundingan stimulus fiskal kemarin.

“Jika tdak ada kemajuan, saya tidak akan menghabiskan detik sekalipun di dalam perundingan ini. Ini adalah usaha yang serius. Saya percaya kami semua ingin mencapai kesepakatan,” kata Pelosi sebagaimana dilansir CNBC International.

Baca Juga:Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Lemah

Meski demikian Pelosi juga memberikan indikasi stimulus kemungkinan belum akan cair sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang. Ia mengatakan butuh waktu untuk menyelesaikan dan menandatangani undang-undang stimulus fiskal, artinya harapan akan cairnya stimulus di pekan ini.

Alhasil para pelaku pasar melakukan aksi wait and see, yang kurang menguntungkan bagi rupiah. Sebab, rupiah saat ini masih terbebani isu resesi.

Resesi sudah pasti terjadi dan menjadi yang pertama kalinya dalam 22 tahun terakhir, tetapi seberapa besar kontraksi ekonomi yang menjadi misteri.

Baca Juga:Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Melemah, Ini Pemicunya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi kuartal III-2020 akan berada di kisaran minus 1% hingga 2,9%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020 akan dirilis pada 5 November mendatang, setelah mengalami kontraksi 5,32% di kuartal II-2020.

Rupiah sempat menunjukkan tanda-tanda akan bangkit setelah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan angka realisasi investasi kuartal III-2020 yang akhirnya bertumbuh.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles