8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Mantap! Rupiah Menguat

Jakarta, MISTAR.ID
Memasuki triwulan IV-2020, nilai tukar rupiah menguat didukung langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia dan berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.

Pada 18 November 2020, nilai tukar rupiah menguat 3,94% (ptp) dibandingkan dengan level Oktober 2020. Perkembangan ini melanjutkan penguatan pada bulan sebelumnya sebesar 1,74% (ptp) atau 0,67% secara rerata dibandingkan dengan level September 2020.

Dan, pada triwulan III-2020, rupiah menguat 1,53% secara rerata dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kendati melemah -4,20% secara point-to-point.

Pelemahan pada awal triwulan III-2020 tersebut dipicu oleh kekhawatiran terhadap terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19, prospek pemulihan ekonomi global, dan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global akibat kenaikan tensi geopolitik AS-Tiongkok. Kekhawatiran yang sama berlanjut hingga akhir triwulan III-2020 dan disertai sejumlah risiko domestik.

Baca Juga:Rupiah Masuk Jalur Merah

Dalam Tinjauan Kebijakan Moneter BI, dikutip Senin (30/11/20), penguatan rupiah itu didorong peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan turunnya ketidakpastian pasar keuangan global, dan persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

Bank Indonesia juga melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar sejalan dengan nilai fundamentalnya dan mekanisme pasar.

“Perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut juga didukung oleh net supply pasokan valas yang memadai. Dengan perkembangan tersebut di atas, sampai dengan 18 November 2020, Rupiah mencatat depresiasi sekitar 1,33% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2019.”

Baca Juga:Rupiah Melemah Pada Dolar AS

Penguatan rupiah juga diikuti dengan penurunan volatilitas. Volatilitas nilai tukar rupiah pada triwulan III 2020 tercatat sebesar 9,6%, menurun dibandingkan dengan volatilitas triwulan sebelumnya sebesar 22,4%.

Penurunan volatilitas ini sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global dan risiko domestik yang menurun. Secara tahunan, sampai dengan 18 November 2020, volatilitas nilai tukar rupiah tercatat sebesar 17,5%.

Level volatilitas rupiah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan level volatilitas mata uang negara peers, seperti Real Brazil (BRL), Rand Afrika Selatan (ZAR), dan Lira Turki (TRY), yang pada periode yang sama masing-masing tercatat sebesar 31,4%, 24,8%, dan 19,4%.

Baca Juga:Hati-hati! Rupiah Lesu Terhadap Dolar AS

Ke depan, Bank Indonesia memandang penguatan nilai tukar rupiah akan berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued.

Hal ini didukung defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang rendah dan terkendali, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles