10.7 C
New York
Friday, April 26, 2024

Laju Tekanan Inflasi, Pekan Ini Pelaku Pasar Sebaiknya Waspada

Medan, MISTAR.ID

Dalam sepekan ke depan, pelaku pasar akan disuguhkan data laju tekanan inflasi Indonesia. Dimana sejauh ini data tersebut diperkriakan masih akan menggambarkan adanya inflasi di tanah air. Data inflasi secara tahunan Indonesia diperkirakan akan menembus 4,8%. Dan data tersebut yang menjadi penggerak pasar di awal pekan ini.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin mengatakan besar kemungkinan pasar tidak akan begitu terpengaruh dengan realisasi data tersebut. Karena sejauh ini Rupiah justru mampu bergerak menguat dan terus mencoba menjauh dari level 15 ribu per US Dolar.

“Yang menjadi fokus perhatian pasar di pekan ini adalah realisasi data ketenaga kerjaan di Amerika Serikat (AS) maupun data tingkat pengangguran di AS. Karena sejauh ini Presiden, Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral di AS menyangkal bahwa AS tidak akan masuk dalam jurang resesi. Meskipun data pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua jelas merealisasikan pertumbuhan negatif. Sangkalan tersebut juga menjadi salah satu yang membuat pasar berkinerja positif belakangan ini,” sebut Dosen UISU ini, Senin (1/8/2022).

Baca juga:Waspada! Harapan Terlalu Tinggi Depresi Mengintai

Sehingga, sambung Gunawan untuk kinerja pasar keuangan global menurutnya masih akan bimbang untuk bergerak ke suatu arah tertentu. Namun pelaku pasar sendiri akan meningkatkan kewaspadaan, karena pada dasarnya data data ekonomi baik yang akan di rilis dalam sepakan ke depan serta sentimen di pekan lalu pada dasarnya akan membebani kinerja pasar keuangan.

Kalau berbicara teknikal, Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) sendiri terlihat sulit untuk bertahan di atas level psikologis 7000. Dan guncangan sedikit saja pada IHSG bisa memicu kepanikan yang lebih besar nantinya.

Baca juga:Sepekan Ke Depan Pelaku Pasar Keuangan Harus Berhati-hati

“Sementara untuk Rupiah sendiri, saya melihat masih akan mampu bertahan di bawah 15 ribu per US Dolar. Saya melihat pelaku pasar akan lebih meningkatkan kewaspadaan selama perdagangan sepekan ke depan. Ditambah lagi tensi geopolitik belakangan ini juga kembali memanas. Khususnya terkait hubungan antara China, Taiwan dan Amerika Serikat. Ini bisa menyulut tekanan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya,” pungkasnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles