8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Kepala Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih di Bawah Potensi

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2014 rata-rata berada di bawah potensinya.

“Selama ini sasaran pertumbuhan ekonomi jangka menengah sulit tercapai karena ekonomi Indonesia tumbuh di bawah pertumbuhan potensialnya,” kata Menteri Suharso saat bincang santai dengan media di Jakarta, Kamis (2/9/21).

Menteri Suharso menyampaikan rata-rata pertumbuhan ekonomi setelah krisis finansial Asia lebih rendah dibandingkan rata-rata sebelum krisis dan dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan pada kisaran 5 persen per tahun.

Baca Juga:Pemerintah Diharapkan Revisi Pertumbuhan Ekonomi Pada 2021

Dalam paparannya, rata-rata pertumbuhan ekonomi sebelum krisis 1998 sebesar 7,1 persen per tahun. Kemudian pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJMN) 2005-2009, rata-rata pertumbuhan sebesar 5,7 persen per tahun.

Lalu pada RPJMN 2010-2014 sebanyak 5,8 persen per tahun dan pada RPJMN 2015-2019 turun menjadi 5,0 persen per tahun.

Suharso pun memperkirakan pasca Covid-19 pertumbuhan ekonomi potensial berada di bawah 5 persen jika tidak ada upaya ekstra. Selain itu, kesenjangan pendapatan per kapita juga semakin melebar jika ekonomi tidak tumbuh tinggi.

Baca Juga:IHSG Menguat Jelang Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Satu

Pendapatan per kapita Indonesia juga berpotensi disalip FIlipina pada 2037 dan oleh Vietnam pada 2043. Begitu juga dengan tingkat produktivitas yang akan terus menurun dan terendah di kawasan Asia.

Oleh karena itu, pada tahun 2022 perlu dilakukan intervensi kebijakan melalui upaya ekstra agar pada 2045 Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi atau high income country. Sehingga tahun 2022 merupakan tahun penting untuk pemulihan ekonomi dan perlu memberikan optimisme yang realistis pada publik.

Baca Juga:Triwulan II 2021, Pertumbuhan Ekonomi Sumut Tumbuh 4,95 Persen

“Pemulihan ekonomi belum optimal karena masih fokus pada penanganan pandemi, sehingga masih terdapat recovery gap yang lebar,” ujarnya.

Bappenas memperkirakan dengan intervensi kebijakan yang tepat, pertumbuhan ekonomi potensial Indonesia sepanjang 2022-2045 diperkirakan sebesar 6,3 persen. Pada Rencana Kerja Pemerintah 2022, Bappenas juga telah merencanakan pelaksanaan berbagai major project yang diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan lainnya. (ant/hm14)

Related Articles

Latest Articles