Jakarta, MISTAR.ID
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh masyarakat terkait risiko perkembangan teknologi digital di sektor keuangan. Salah satunya, terkait penyalahgunaan data pribadi.
Jokowi menyatakan risiko lainnya dari perkembangan teknologi digital di sektor keuangan adalah kejahatan siber, kesalahan informasi, dan transaksi eror. Menurutnya, regulasi industri keuangan non bank (IKNB), termasuk pinjaman online (pinjol), tak seketat dengan aturan di perbankan.
“Oleh karena itu pelaku financial technology (pinjol) perlu perkuat tata kelola yang lebih baik dan akuntabel,” ucap Jokowi dalam Pekan Fintech Nasional 2020, Rabu (11/11/20).
Baca Juga:BI Sumut Dorong UMKM Terapkan Pembayaran Digital QRIS
Selain itu, Jokowi minta pelaku pinjol meminimalisir berbagai risiko yang muncul dalam melakukan transaksi di sektor pinjol. Ia berharap industri pinjol bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada konsumen.
“Saya harap industri financial technology (pinjaman online) memberi layanan yang aman bagi masyarakat, serta memberikan kontribusi bagi pengembangan UMKM dan perekonomian nasional,” kata Jokowi.
Ia bilang sejauh ini literasi keuangan digital di Indonesia masih rendah, yakni hanya 35,5 persen. Ini berarti masih banyak masyarakat yang menggunakan layanan keuangan informal. “Hanya 31,26 persen masyarakat yang pernah menggunakan layanan digital,” imbuh Jokowi.
Baca Juga:Pajak Digital Potensi Dan Tantangan Bagi Penerimaan Negara
Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan seluruh pelaku usaha pinjol melakukan inovasi. Ia berharap pinjol tak hanya sebagai penyalur pinjaman dan pembayaran online, tapi juga meningkatkan literasi keuangan digital di Indonesia.
“Saya harapkan inovator financial technology (pinjol) sebagai penggerak utama literasi keuangan digital masyarakat, sebagai pendamping perencana keuangan, serta perluas UMKM dalam akses pemasaran e-commerce,” pungkas Jokowi. (cnn/hm12)
