8.8 C
New York
Saturday, May 11, 2024

Joe Biden Dilantik, Harga Emas Melesat

Washington, MISTAR.ID
Pada pukul 8.20 WIB Senin (25/1/21), emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.858,02/troy ons, menguat 0,3% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penguatan emas terjadi setelah Joseph ‘Joe’ Biden menggantikan Donald Trump yang kalah pada pemilihan umum November 2020 lalu.

Harga emas dunia menguat di awal perdagangan, Senin (25/1/21), setelah pada pekan lalu melesat 1,42%. Potensi berlanjutnya kenaikan di pekan ini cukup besar melihat para analis dan investor ritel “memborong” emas.

Di hari itu juga harga emas dunia melesat 1,72% ke US$ 1.870,9/troy ons. Sayangnya, pada hari Kamis dan Jumat pekan lalu, emas justru mengalami koreksi akibat penguatan dolar AS.

Baca Juga:Harga Emas Kembali Anjlok

Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai.

Parlemen AS menganut sistem dua kamar, House of Representative (DPR) yang sudah dikuasai Partai Demokrat sejak lama, dan Senat yang pada rezim Donald Trump dikuasai Partai Republik.

Dengan dikuasainya DPR dan Senat, tentunya akan memudahkan dalam mengambil kebijakan, termasuk dalam meloloskan paket stimulus fiskal US$ 1,9 triliun.

Alhasil, emas langsung melesat begitu Biden dilantik, sebab stimulus fiskal merupakan bahan bakar untuk menguat.

Baca Juga:Ini Biang Kerok Harga Emas Belum Bisa Naik Kencang

Di bulan Maret 2020 lalu, pemerintah AS, saat itu di bawah komando Presiden Trump, menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, emas yang sebelumnya mengalami aksi juga mulai meroket hingga menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49 pada 7 Agustus 2020.

Para analis dan investor ritel melihat stimulus fiskal yang akan digelontorkan di era Joe Biden juga akan membuat emas melesat. Hal tersebut terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco.

Survei yang dilakukan terhadap 15 analis di Wall Street, menunjukkan 60% memberikan proyeksi bullish (tren naik) di pekan ini, sementara yang memprediksi harga emas akan turun (bearish) sebanyak 20%, dan yang memberikan outlook netral sebanyak 20%.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles