8.4 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Jaminan Keamanan Modal Investor untuk Berani Berinvestasi, Kasus Pengrusakan Pagar PT STTC Contoh Buruk yang Tak Bisa Ditolerir

Medan, MISTAR.ID

Di belahan dunia manapun, pelaku usaha itu kerap meminta ada jaminan dalam berinvestasi. Semakin mereka terjamin, maka pengusaha atau investor itu akan membenamkan investasinya di suatu negara atau wilayah tertentu.

Bahkan, dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin bila ada jaminan keamanan ini multiplier efeknya akan semakin besar, yakni terciptanya sebuah iklim usaha yang baik, yang pada akhirnya akan menarik banyak pekerja dan tentunya berkontribusi pada pengurangan pengangguran dan penurunan angka kemiskinan.

“Kepastian atau jaminan dalam berusaha itu bukan hanya dari sisi ketersediaan infrastruktur. Namun kepastian keamanan juga termasuk didalamnya. Yang disayangkan selama ini, cost economy atau biaya ekonomi mahal itu datang dari sumber yang tak terduga. Mulai dari praktek pungli hingga gangguan keamanan oknum tertentu,” jelasnya pada mistar.id, Rabu (20/1/21).

Baca Juga: Anak di Bawah Umur Dilibatkan Ikut Aksi Hingga Pengerusakan Pagar PT STTC, Pengamat: Itu Eksploitasi Anak

Jadi, sambung Dosen Fakultas Ekonomi UIN Sumut ini, bila ingin menciptakan sebuah iklim investasi yang baik, maka pihak penegak hukum harus bekerja optimal disitu. Terutama jaminan keamanan disini sangat penting dan strategis dalam menciptakan sebuah iklim investasi yang baik dan berkesinambungan.

“Seharusnya tidak ada lagi tindakan-tindakan diluar hukum yang bisa merusak iklim investasi. Karena toh pada akhirnya nanti masyarakat di sekitar yang akan dirugikan. Membangun sebuah kepercayaan itu sulit, khususnya saat pengusaha tadi mengalami trauma. Jika sudah seperti itu, pengusaha akan berupaya sebisa mungkin untuk menutup dan merelokasikan usahanya ke tempat yang iklim investasinya baik,” terangnya.

Hal ini juga, diungkapkan Gunawan menjadi sebuah pukulan serius bagi masyarakat sekitar yang justru bergantung pendapatannya dari kehadiran usaha tersebut.

Baca Juga: Poldasu Dalami Keterlibatan Anak di Bawah Umur Terkait Pengrusakan Pagar PT STTC

“Kita tentunya mengharapkan agar lingkungan tempat kita tinggal menjadi sumber penghasilan kita dengan bersikap ramah terhadap investor. Bukan sebaliknya, jadi saya mengharapkan agar para penegak hukum di negeri ini, atau di wilayah tertentu untuk bersikap tegas terhadap bentuk apapun yang mengganggu iklim investasi,” sebutnya.

Terpisah, hal senada dikatakan, Ketua Apindo Kota Medan, Anton William Chandra keamanan menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan saat akan melakukan bisnis. mengatakan para investor akan memastikan kekondusifan suatu tempat sebelum memulai bisnis.

“Untuk investasi para investor kan akan menghitung dalam jangka panjang. Dengan reaksi cepat dari pihak keamanan saya rasa ada positif. Sebab keamanan aspek sarana prasarana juga akan sangat mendukung masuknya investasi ke Kota Medan dan Sumut tentunya,” pungkas Anton.

Baca Juga: Ditreskrimum Poldasu Lidik Pengrusakan Pagar PT STTC

Jangan Ditolerir

Pendapat hampir senada disampaikan pengamat ekonomi Sumut yang juga praktisi di Fakultas Ekonomi USU, Wahyu Ario Pratomo. Menurutnya, salah satu penghambat dalam investasi di Indonesia adalah masalah gangguan keamanan dan kenyamanan dalam berproduksi.

“Untuk itu, jaminan terhadap perlindungan bagi kegiatan produksi sangat diperlukan,” terangnya.

Dia mencontohkan gangguan yang dilakukan kelompok pemuda di Belawan baru-baru ini, seperti halnya perusakan pagar perusahaan PT Sumatra Tobacco Trading Company (STTC) satu tindakan buruk dan tidak boleh ditolerir. Tindakan yang sangat tidak terpuji ini perlu segera ditidaklanjuti pihak-pihak yang terkait agar tidak terulang kembali. Pemerintah harus dapat mencari penyebab dan menyelesaikan permasalahan ini.

“Dan, kepolisian khususnya mengambil tindakan awal untuk menghentikan agar tidak terjadi tindakan pengrusakan lebih lanjut dan kemudian menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Mengapa terjadi kejadian tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan Wahyu, Sumut saat ini sangat memerlukan investasi karena dampak pandemi Covid-19 telah menyebabkan peningkatan pengangguran sebesar 109 ribu jiwa. Tentunya jika investasi semakin berkurang di Sumut akan menyebabkan pengangguran kembali meningkat.

“Mohon masyarakat dapat menahan diri untuk tidak melakukan pengrusakan. Melakukan dialog antar masyarakat dan pengusaha yang difasilitasi pemerintah, dapat meredam tindakan anarkis, agar dapat menghasilkan kesepakatan yang memberikan kebaikan bersama,” tukas Wahyu.(anita/hm02)

Related Articles

Latest Articles