8.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Investor Coba Balikkan Posisi, Wall Street Dibuka Menguat

Jakarta, MISTAR.ID

Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Senin (2/3/2020), karena pelaku pasar berusaha untuk mengoleksi saham yang kian murah dan berpeluang menarik bursa kembali ke teritori positif.

Indeks Dow Futures menunjukkan volatilitas tinggi pekan lalu karena bergerak dalam kisaran lebih dari 1.000 poin. Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq semuanya bergerak turun, hingga 10% pekan lalu, menjadi koreksi mingguan terbesar sejak Oktober 2008.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 66 poin (0,3%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan bertambah jadi 122,3 poin (0,5%) selang 20 menit kemudian ke 25.539,3. Indeks Nasdaq naik 63,4 poin (0,7%) ke 8.629,7 dan S&P 500 tumbuh 14,2 poin (0,4%) ke 2.966,46.

“Wabah Covid-19 benar-benar mengubah narasi jangka pendek… Ini menjadi kejutan dini, tatkala pertumbuhan ekonomi global lagi lemah dan pemulihan diekspektasikan sedang berlangsung,” tutur Chetan Ahya, Kepala Ekonom Global Morgan Stanley, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.

Hingga Minggu, lebih dari 85.000 kasus corona telah terkonfirmasi, yang menyebabkan 2.900 orang meninggal dunia. Australia, Thailand dan AS melaporkan korban jiwa pertama akhir pekan lalu. Gubernur New York pada Minggu mengonfirmasi kasus corona pertamanya.

Di sisi lain, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers’ Index/ PMI) sektor manufaktur di China tercatat menyentuh level terendah sepanjang masa pada Februari kemarin, pada 40,3 atau jauh di bawah polling Reuters di angka 45,7.

Data itu dirilis setelah pemerintah China pada Minggu merilis indeks PMI manufaktur per Februari yang anjlok menjadi 35,7, atau terendah sepanjang masa, dari sebelumnya pada 50. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi, sedangkan di bawah itu mengindikasikan kontraksi manufaktur.

Koreksi PMI itu menunjukkan sejauh mana wabah corona bisa memukul ekonomi. “Semuanya cukup tak pasti, dan kami bisa saja terlalu lebay. Namun, kami juga tidak ingin cuek,” tutur Ed Hyman, pendiri Evercore ISI, dalam laporan riset, sebagaimana dikutip CNBC International.

Kecemasan seputar corona mendorong investor global memburu surat berharga pemerintah AS hingga imbal hasilnya (yield) menyentuh titik terendah sepanjang masa. Yield obligasi bertenor 10 tahun yang menjadi acuan pasar menyentuh titik 1,04% pertama kali.

Sumber:cnbc
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles