8.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Industri Asuransi Dituntut Optimalkan Pemasaran Digital di Masa Pandemi 

Medan, MISTAR.ID

Kondisi ekonomi di masa pandemi Covid-19 mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan. Karena itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan untuk penundaan pembayaran baik di bank atau di asuransi karena pandemi.

Berdasarkan catatan dari OJK Regional 5 Sumbagut sendiri untuk kinerja industri asuransi selama pandemi tercatat menurun. Bila dilihat dari premi untuk jenis asuransi jiwa, asuransi jiwa syariah, asuransi umum dan asuransi umum syariah tercatat ada sebanyak Rp12 triliun lebih pada tahun Desember 2019. Namun terjadi penurunan hingga Rp10 triliun pada Desember 2020 atau menurun hingga -16%.

“Sama halnya pada klaim asuransi juga mengalami penurunan hingga -12% tercatat pada Desember 2019 ada sebanyak Rp9 triliun lebih, namun pada Desember 2020 klaim asuransi menurun menjadi Rp7 triliun lebih,” kata Kabag Pengawasan Pasar Modal Kantor OJK Regional 5 Sumbagut, Risca Bernadetta dalam diskusi mengenai Tantangan dan Peluang Industri Asuransi Jiwa di 2021 secara virtual, Rabu (19/5/21).

Baca Juga:Asuransi Unit Link Ditutup Jutaan Nasabah

Begitupun menurutnya, pandemi Covid-19 ini prospek asuransi kesehatan dan jiwa masih tetap ada. Karena masyarakat masih ada yang membeli asuransi. Maka literasi mengenai asuransi harus terus digencarkan serta memanfaatkan Informasi Technology (IT).

“Selain harus meningkatkan literasi atau pengetahuan mengenai asuransi yang saat ini masih 19,4% saja, fitur IT mengenai asuransi juga masih banyak yang ribet sehingga masyarakat masih banyak yang malas membeli asuransi. Apalagi milenial saat ini menggunakan teknologi itu lebih pada cenderung konsumtif untuk media sosial seperti tik tok, whatsapp, facebook dan lainnya. Maka ini menjadi tantangan untuk perusahaan asuransi ke depannya,” terangnya.

Menanggapi tantangan yang tengah terjadi PT AXA Mandiri Financial Services terus memaksimalkan pelayanan digitalisasi dalam memasarkan produk asuransi termasuk menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan nasabah.

“Banyak tantangan dunia asuransi pada masa pandemi ini bisa menjadi peluang untuk menambah nasabah. Salah satunya kami harus bisa memaksimalkan peluang digital untuk bisa mendapatkan peluang nasabah. Hal itu karena kondisinya sudah berubah. Jadi kita memang harus mencari cara kreatif seiring memanfaatkan teknologi digital untuk bisa tetap mendapatkan peluang nasabah,” sebut Direktur PT AXA Mandiri Financial Services, Rudi Nugraha.

Baca Juga:Edukasi Nasabah Dorong Penjualan Produk Asuransi yang Diasuransikan

Selain itu, PT AXA Mandiri Financial Services lanjut Rudi, juga menyiapkan sejumlah produk asuransi baru yang menyasar segmen menengah ke bawah atau mikro dengan pertimbangan kondisi perekonomian saat ini.

“Kami harus melihat segmen mana yang masih mampu membayar. Jangan sampai kami menjual itu, segmennya salah, mereka tidak mampu bayar akhirnya mereka habis uang karena mampunya hanya bayar satu atau dua kali,” beber Rudi.

Dalam pemaparannya itu juga, Rudi Nugraha menjelaskan Axa Mandiri pada 2020 mencatatkan kinerja klaim asuransi sebesar Rp4,8 triliun. Di antara klaim itu tercatat Rp15 miliar untuk klaim nasabah Covid 19.

“Sedangkan untuk Sumut, jumlah polisi AXA Mandiri mencapai 63 ribu lebih atau sekitar 6 persen dari total nasabah AXA Mandiri nasional. Di masa pandemi ini, jumlah jiwa di AXA Mandiri lebih tinggi dibanding dengan klaim kesehatan,” tukas Rudi.

Baca Juga:Dari 170 Ribu, Masih 25 Persen Nelayan Sumut Dapat Asuransi

Ditambahkan Pemerhati Ekonomi dari USU, Aryanti Sariartha Sianipar dalam diskusi tersebut kondisi ekonomi pada pandemi Covid-19 memang melemahkan ekonomi masyarakat sehingga membuat rakyat miskin bertambah. Akan tetapi ada juga pihak yang surplus di masa pandemi ini.

“Maka perusahaan asuransi sendiri bisa memasarkan segmentasi ke pihak yang surplus tadi. Meski banyak masyarakat yang trauma pada industri asuransi lantaran premi mereka gak belek seperti yang diharapkan. Nah itu juga menjadi tantangan bagi industri asuransi,” tutupnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles