7.5 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Hyundai Investasi Pengembangan Mobil Listrik di RI

Jakarta | MISTAR.ID – Pada akhir November 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan ke Korea Selatan (Korsel) untuk menandatangani kerja sama investasi dengan Hyundai untuk pengembangan mobil listrik senilai USD1 miliar. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan mendampingi Presiden Jokowi.

“Hyundai mau investasi kira-kira USD1 miliar di industri mobil listrik, di dekat Karawang (Jawa Barat) sana. Tanahnya sekitar 600 hektare. Signing kira-kira mungkin tanggal 25 atau 26 November,” kata Luhut, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 14 November 2019.

Luhut berharap realisasi investasi perusahaan asal negeri ginseng bisa dilakukan sesegera mungkin. Ia juga meminta kepada pihak Hyundai agar nantinya mereka menggunakan bahan baku dari Indonesia. Kesemuanya diharapkan memberi efek positif terhadap aktivitas ekonomi Tanah Air.

“Mereka sudah saya minta pakai bahan dari Morowali. Kemudian ban mobil, pesawat terbang, karet dari kita. Sekarang (investasi) Dunlop, sudah. Jadi nanti semua mobil listrik yang diproduksi di Indonesia pakai karet ban dari karet kita,” ucap Luhut yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Nasional TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri).

Sejumlah merek otomotif sudah memperkenalkan mobil listriknya, dan menanti peraturan pemerintah selengkap-lengkapnya sebelum meluncurkan mobil ramah lingkungan itu. Namun, DFSK yang sudah memperkenalkan Glory E3 di Gaikindo Indonesia Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 merasa peraturan yang ada belum cukup untuk memasarkan mobil listriknya.

Managing Director of Sales Center PT Sokonindo Automobile Franz Wang menerangkan hingga saat ini belum meluncurkan mobil listriknya karena penentuan harganya masih belum dilakukan. Alasannya, mereka akan kesulitan melakukan subsidi harga untuk menemukan harga yang cocok dengan pasarnya dan peraturan yang ada sekarang.

“Berbicara mengenai mobil listrik, baterainya saja sudah mahal akan susah untuk menjual unit karena harganya akan menjadi mahal kalau tidak ada regulasi khusus untuk insentif. Makanya kami masih menunggu aturan pemerintah untuk mendukung suara konsumen atas ketertarikannya membeli mobil listrik,” ungkap Franz Wang.

Adapun soal subsidi pun harus diberikan mengingat baterai yang sangat mahal. Sehingga diharapkan regulasi ini bisa menjadi subsidi dengan memberikan keringan-keringanan bagi konsumen yang ingin memiliki mobil listrik. (medcom/hm04)

Sumber : medcom
Editor : Jannes Silaban

Related Articles

Latest Articles