9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Harga Emas Turun, Dolar AS Melonjak

Jakarta, MISTAR.ID
Penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Paman Sam menjadi pemicu utama longsornya harga logam kuning tersebut. Kini di pasar spot harga emas dibanderol di US$ 1.820/troy ons pada, Senin (18/1/21) sekira pukul 08.00 WIB.

Dolar AS dan emas merupakan aset yang bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS menguat maka harga emas cenderung melemah, begitu juga sebaliknya.

Harga emas mengalami koreksi pada perdagangan awal pekan ini, Senin (18/1/21). Para analis di Wall Street memperkirakan harga emas masih akan terkoreksi di sepanjang minggu.

Di saat yang sama indeks dolar yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lain berada di posisi 90,8 dan imbal hasil nominal obligasi AS untuk seri acuan tenor 10 tahun meningkat ke 1,097%.

Baca Juga:Harga Emas Gagal Take Off

Peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga membuat emas tertekan, karena aset yang tak berimbal hasil ini menanggung kenaikan biaya peluang (opportunity cost) kendati yield riilnya masih negatif.

Pekan lalu Presiden terpilih AS Joe Biden menjabarkan Stimulus tersebut akan mencakup tambahan bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 1.400 untuk masyarakat AS.

Namun, dengan kondisi wabah Covid-19 yang belum bisa dijinakkan, bahkan justru semakin meluas dan memicu terjadinya lockdown, ada kemungkinan banyak pihak yang jauh lebih memilih uang tunai ketimbang memegang aset-aset lain.

Baca Juga:Harga Emas Antam Naik, Diprediksi Tetap Perkasa di Zona Hijau

Ada kekhawatiran bahwa kejadian Maret tahun lalu akan terulang, ketika hampir semua aset-aset keuangan dilego dan investor lebih pilih uang tunai sehingga membuat dolar AS menguat signifikan.

Survei yang dilakukan oleh Kitco terhadap analis di Wall Street menunjukkan, bahwa sebagian besar dari mereka meramal harga emas akan turun atau stagnan pada pekan ini.

Sebanyak 37,5% analis Wall Street memperkirakan harga emas akan bearish pekan ini. Sebanyak 37,5% lainnya netral dan sisanya bullish. Berbeda dengan Wall Street, survei yang dilakukan terhadap Main Street justru menunjukkan responden masih optimis harga emas berpeluang naik.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles