5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Harga Emas Tergantung Kebijakan Bank Sentral AS

Jakarta, MISTAR.ID

Harga emas tidak akan bergerak signifikan sepanjang bulan ini. Sejak awal Agustus 2021, harga emas sudah terkoreksi sekitar 3%. Harga emas dunia juga turun tipis pada perdagangan pasar spot, Jumat (20/8/21).

Pada Kamis pukul 05:28 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.787,23/troy ons, turun tipis 0,02% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara itu dari dalam negeri, melansir data dari situs resmi milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, harga emas Antam dengan berat 1 gram pada Kamis kemarin dijual Rp 947.000/batang, secara persentase naik 0,11%.

Bagaimana arah pergerakan harga emas ke depan? Franky Nangoy, Senior Market Strategist Fullerton Research, memperkirakan harga emas pada pekan ini akan bergerak di kisaran US$ 1.760-1.793/troy ons. Jika titik support (batas bawah) US$ 1.760/troy ons tertembus, maka target berikutnya ada di rentang US$ 1.750-1.737/troy ons.

Baca Juga:Harga Emas Anjlok Lebih 2 Persen

“Melihat indikator stokastik yang masih terlihat naik, maka ada potensi akan berusaha menuju US$ 1.793-1.800/troy ons. Ketika titik resistance US$ 1.800/troy ons tertembus, maka ada peluang untuk berlanjut hingga ke US$ 1.816-1.827/troy ons,” tulis Franky dalam risetnya, dikutip Jumat (20/8/21).

Shrea Paul, Analis Refinitiv, memperkirakan harga emas tidak akan bergerak signifikan sepanjang bulan ini. Sejak awal Agustus 2021, Paul mencatat harga emas sudah terkoreksi sekitar 3%. “Bahkan harga emas sempat berada di US$1,684/troy ons pada 9 Agustus 2021, terendah dalam empat bulan. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS memberi tekanan terhadap harga emas,” sebut Paul dalam risetnya.

Ke depan, Shrea menilai pergerakan harga emas akan sangat tergantung dari petunjuk arah kebijakan bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) seputar pengetatan kebijakan atau tapering off (mengurangi pembelian aset).

Selain itu, laju harga emas dunia juga tergantung dari arah dinamika di pasar saham. Sayangnya, kedua indikator itu malah menjadi sentimen negatif bagi harga emas. “Bursa saham AS beberapa kali mencetak rekor tertinggi. Sementara The Fed sepertinya maki hawkish, arah menuju pengetatan kebijakan kian terbuka. Kami memperkirakan harga emas akan bergerak dengan support US$ 1.678/troy ons dan resistance di US$ 1.812/troy ons,” lanjut Paul.

Baca Juga:Dolar AS Lemah, Harga Emas Naik

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai investor boleh melupakan target bullish harga emas di kisaran US$ 1.801-1.811/troy ons. Target itu hanya bisa tercapai jika harga menembus titik resistance (batas atas) di US$ 1.795/troy ons.

“Walau harga emas mampu bergerak di kisaran titik support US$ 1.785/troy ons, tetapi target US$ 1.811-1.827/troy ons sepertinya meragukan. Sepanjang harga berada di bawah US$ 1.785/troy ons, maka kemungkinan malah akan jatuh menuju US$ 1.716,57/troy ons,” ungkap Wang.

Pada Selasa lalu, demikian Wang, sempat terbentuk pola doji (batas harga open dan close sama) di kisaran titik resistance US$ 1.800/troy ons. Grafik candlestick menunjukkan pola yang cukup meyakinkan bahwa harga emas akan merosot ke US$ 1.765/troy ons atau setidaknya ke US$ 1.773/troy ons.

“Meskipun harga menembus US$ 1.800/troy ons, ini tidak akan memicu tren kenaikan. Harga masih bergerak di gelombang C, yang bahkan bisa membawanya ke US$ 1.520-1.671/troy ons,” sebut Wang.

Baca Juga:Hari Ini, 31 Juli: Harga Emas Naik

Emas Antam

Adapun harga emas batangan produksi Antam, Kamis kemarin naik Rp1.000/gram. Dengan demikian harga emas Antam tidak pernah melemah dalam 7 hari perdagangan terakhir. Harga emas Antam dengan berat 1 gram dijual Rp 947.000/batang, secara persentase naik 0,11%. Antam menjual emas batangan mulai satuan 0, gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Harga emas dunia berakhir nyaris stagnan dalam 2 hari terakhir, setelah melaju kencang dalam 4 hari sebelumnya. Rilis risalah rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) edisi Juli menunjukkan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) bisa dilakukan di tahun ini yang memberikan tekanan bagi emas. (cnbcindonesia/hm12)

Related Articles

Latest Articles