15.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Harga Emas Mulai Turun

Jakarta, MISTAR.ID

Setelah sempat mengalami kenaikan selama berhari-hari, harga emas pada perdagangan Rabu pagi (6/10/21) mulai bergerak turun. Ke depan, sepertinya ‘awan mendung’ masih membayangi harga sang logam mulia.

Harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.759,69/troy ons. Turun tipis hampir flat di 0,02%. Secara mingguan, harga emas masih membukukan kenaikan 1,52%. Namun secara bulanan, harga anjlok 3,46%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga juga masih terkoreksi 7,2%.

Ke depan, risiko koreksi harga emas masih tinggi. Ini karena ada kemungkinan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Pada Jumat malam waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics akan merilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam periode September 2021. Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan perekonomian AS menciptakan 488.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll). Jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebanyak 235.000.

Baca Juga:Harga Emas Makin Bersinar, Dolar Melemah

Perkembangan di pasar tenaga kerja akan menentukan arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Jika pasar tenaga kerja semakin kuat, maka The Fed diperkirakan mulai mengurangi ‘dosis’ pembelian aset (quantitative easing) pada November 2021. Pengurangan quantitative easing akan membuat pasokan dolar AS tidak sederas sekarang. Seperti barang, pasokan yang berkurang akan membuat dolar AS menjadi ‘mahal’.

Nah, dolar AS dan harga emas punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS digdaya, emas bakal merana. Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Kala dolar AS menguat, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

“Harga emas akan bergantung kepada kapan dan berapa besar pengurangan quantitative easing. Juga kapan suku bunga acuan akan mulai naik,” kata Ilya Spivak, Currency Strategist di DailyFX. “Harga emas bisa menuju titik support di US$ 1.750/troy ons pekan ini,” ujar Jeffrey Halley, Senior Market Analyst untuk Asia-Pasifik di OANDA. (cnbc/hm12)

Related Articles

Latest Articles