12.5 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Harga Elpiji 12 Kg Sentuh Harga Rp200 Ribu di Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pada akhir Februari 2022 lalu, PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga gas elpiji (LPG) non subsidi, salah satunya adalah gas ukuran 12 kilogram (Kg). Beberapa pedagang mengaku sedikit keberatan dengan kenaikan harga LPG nonsubsidi tersebut. Hal ini dikhawatirkan dapat menurunkan daya beli masyarakat.

Meski harga jual ke konsumen menyentuh Rp200.000, masyarakat di Kota Pematangsiantar belum tampak “kepanikan” akan kenaikan harga LPG 12 kg  tersebut. Salah satu pedagang gas LPG 12 Kg di Viyata Yudha, Kelurahan Setia Negara, Kota Pematangsiantar bernama Jaka mengatakan, menjual LPG 12 kg dengan harga Rp200 ribu. Sebelumnya, ia hanya menjual per tabung Rp180 ribu.

“Harga Rp200 ribu itu kalau beli langsung dan tidak diantarkan. Tapi, kalau konsumen minta diantarkan, maka harga tersebut bertambah lagi karena ada ongkos kirim,” ujarnya, Rabu (9/3/22). Dijelaskannya, kenaikan harga itu, kata agen yang mengantar LPG 12 kg ke tempat jualannya, merupakan keputusan dari pihak PT Pertamina. Sehingga Jaka tidak bisa berbuat apa-apa. Dia juga menambahkan, selama terjadi kenaikan terhadap LPG 12 kg, pembelian semakin sepi. Mayoritas konsumennya yang “berduit” masih tetap bertahan menggunakan LPG 12 kg.

Baca juga: Tabung Gas Biru 12 Kg Ditukar Secara Bertahap ke Bright Gas Pink

“Palingan pelanggan tetap yakni orang lumayan atau yang “berduit” yang tetap bertahan membeli LPG 12 kg. Kalau dibilang banyak yang beralih, tidak juga. Biasanya penjualan paling seminggu 5-8 tabung, kini hanya 3-4 tabung saja,”jelas Jaka. Namun, berbeda dengan pedagang LPG lainnya yang merupakan distributor resmi dari PT Pertamina, S Nasution. Katanya, kenaikan LPG 12 kg tidak menimbulkan kepanikan luar biasa seperti warga yang mencari minyak goreng di setiap ritel modern.

“Kenaikan LPG 12 kg kan dari sananya kita mau gimana lagi, yang jelas warga tidak terlalu paniklah seperti kejadian minyak goreng yang habis dimana-mana,” ucap S Nasution. Pasalnya, lelaki yang sudah menjual gas lebih dari 20 tahun ini kerap dihujani beberapa pertanyaan dari konsumennya. Rata-rata konsumen tersebut mengeluh tentang kenaikan harga gas tersebut. Terutama mereka, para pelaku usaha restoran ataupun kafe-kafe.

Justru, kenaikan harga LPG 12 kg di kios S Nasution bisa dibilang cukup murah dibandingkan beberapa warung ataupun toko yang ditemui Mistar. Di kios yang berlokasi di Jalan Jawa, dia menjualnya dengan harga Rp193 ribu per tabung. Sebelumnya, hanya Rp170 ribu saja. “Saya tidak ingin berspekulasi, bahwa memang ada 2-3 konsumen yang biasa beli LPG 12 kg, kini tidak lagi semenjak ada kenaikan. Mereka itu adalah pedagang martabak. Biasanya bisa laku hingga 50 tabung tiap minggunya,” ungkap S Nasution.

Dia pun tidak ingin mengambil untung banyak-banyak. Sebab, sebelum membuat harga, ia sudah terlebih dahulu mendapatkan surat resmi dari PT Pertamina. Apalagi, saat ini pandemi masih berlangsung, perekonomian masyarakat belum pulih. Yang penting habis aja barang walapun untung tidak terlalu banyak. “Kalau pun mau ambil untung, saya tidak mau banyaklah. Kita juga memaklumi kondisi saat ini, apa-apa naik semua. Yang penting cepat habis, sehingga barang itu akan berputar, untung pun terus mengalir,” tukasnya. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles