11.3 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Harga Cabai Mulai Turun, Pengamat: Sumut Bisa Bebas Ancaman Inflasi

Medan, MISTAR.ID

Harga cabai merah diawal pekan ini masih terpantau mahal Rp40.000 per kg. Harga ini bertahan sejak 3 minggu belakangan ini. Alasan mahalnya cabai ini masih dikarenakan stok yang belum mencukupi di setralnya.

Dikatakan Sadrak Tamba, salah satu pedagang cabai merah di Pusat Pasar hari ini masih dijual Rp40.000 per kg. Bahkan menurutnya harga ini turun sebab sehari sebelumnya ia jual Rp48.000 per kg.

“Hari ini turun di harga Rp40.000 per kg karena stok masih terbatas. Kalau untuk harga bawang merah lagi murah ya Rp18.000 per kg. Sedangkan bawang merah juga normal di harga Rp24.000 per kg. Tomat juga sama Rp5.000 per kg,” katanya, Senin (15/11/21).

Baca juga: Harga Cabe Makin Menggigit, Rp50 Ribu Per Kg

Terpisah, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin menuturkan beberapa komoditas seperti cabai merah, minyak goreng, telur masih bertahan dengan angka yang mahal dan cenderung mengalami kenaikan belakangan ini. Namun, pengendalian inflasi di wilayah Sumut masih terbilang sangat baik.

“Disisi lain, jumlah kebutuhan sayur-mayur lainnya terlihat sudah mulai ditemukannya pemulihan. Tomat menjadi salah satu sayuran yang mulai membaik setelah sempat turun tajam sebelumnya. Selain tomat, wortel dan kentang juga mengalami pemulihan harga belakangan ini. Di antara jumlah harga kebutuhan pokok tersebut, masih ada bawang merah beserta cabai rawit yang harganya anjlok,” urai Gunawan.

Sementara itu, untuk harga cabai merah yang sempat menyentuh Rp50.000 per kg. Hari ini turun. Di mana harga cabai merah di tingkat petani dari wilayah batubara berkisar Rp14.0000 per kg. Dan harga cabai merah dari petani di kabupaten karo berkisar Rp20.000  per kg. Harga cabai merahpun turun lagi dikisaran Rp30.000 per kg.

“Inflasi Sumut secara year to date (tahun berjalan 2021) saat ini masih di bawah angka 1%. Saya melihat di November ini Sumut memang gagal untuk mencetak inflasi. Tetapi sepertinya masih akan membuat inflasi Sumut naik dan menjauh dari angka 1% hingga penutupan akhir tahun. Saya juga tidak akan melihat ancaman besar terkait potensi kenaikan harga yang tinggi di bulan Desember,” terangnnya.

Terkait kebijakan pemerintah tetap membatasi ruang gerak masyarakat di libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), salah satu indikasi bahwa Desember tidak akan menjadi ancaman besar bagi laju kenaikan harga.

“Pada dasarnya inflasi yang tinggi bisa menjadi indikator bahwa terjadi pemulihan ekonomi yang baik. Meskipun pandemi belakangan ini menekan pertumbuhan ekonomi, namun kita mencatat inflasi di Sumut justru mencatatkan kinerja yang baik, mengingat ekonomi 2 tahun terakhir. Dengan demikian daya beli masyarakat masih terjaga,” imbuhnya.

Baca juga:Pekan Ini, Harga Kebutuhan Pokok Mulai Naik

Begitupun saat ini merupakan kerja keras untuk mendapatkan hasil. Dan, meskipun tidak melihat adanya ancaman laju inflasi yang besar di bulan depan. Tetapi harus juga tidak bisa terus berdiam diri. Sejauh ini cabai merah masih menyisahkan ketakutan akan kenaikan laju inflasi yang tiba-tiba.

“Namun dari hasil pantauan kita di lapangan. Sejumlah wilayah seperti Batubara, Aceh yang merupakan wilayah penghasil cabai juga sudah memasuki masa panen. Berbeda dengan kondisi sebelumnya, di mana dua wilayah ini tidak membanjiri cabainya seperti di Pasar Induk Lau Chi yang sempat memicu kenaikan cabai merah mencapai Rp50.000 per kg,” pungkasnya. (anita/hm06)

Related Articles

Latest Articles