10.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Gara-gara Impor, Omzet Perajin Pacul Anjlok

Cirebon | MISTAR.ID – Maraknya impor produk alat pertanian seperti pacul atau cangkul, membuat perajin alat pertanian di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami penurunan penjualan.

Salah seorang perajin pacul, Carlim mengeluhkan adanya kebijakan alat pertanian impor, termasuk pacul. Semenjak adanya kebijakan impor pacul, Carlim mengaku penjualan pacul hasil produksinya mengalami penurunan.

“Sejak ada impor itu memang menurun, ya sedikit lah. Biasanya sebulan itu terjual 150 kodi, tapi pas ada impor jadi sekitar 80 kodi sebulannya,” kata Carlim saat ditemui di tempat produksinya di Desa Jemaras Kidul, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (10/10/19).

“Ya paling banyak di Jawa, ada di Indramayu, Banten, Cirebon dan sekitarnya. Pernah juga ke Sumatera, Lampung dan lainnya,” kata Carlim.

Untuk harga pacul produksi hasil produksi Carlim dibanderol dari mulai harga Rp 200 ribu hingga Rp 700 ribu per kodinya. “Harganya ditentukan sama ukuran, paling kecil ya Rp 200 ribu per kodinya,” ucap Carlim.

Carlim berharap pemerintah bisa mengendalikan maraknya impor produk alat pertanian. Sebab, Carlim mengaku kondisi demikian dapat merugikan produksi alat pertanian lokal.

Selain itu, lanjut Carlim, modernisasi alat pertanian juga menjadi salah satu faktor menyusutnya penjualan produk lokal. “Ya bukan cuma pacul, ada alat lainnya. Alat pemotong padi yang impor juga berpengaruh, yang modern-modern itu,” ucapnya.

Saat ini Carlim memiliki empat karyawan. Dalam sehari Carlim mengaku bisa menghasilkan 100 buah pacul. Selain membuat pacul, rumah produksi Carlim juga membuat sejumlah alat pertanian lainnya seperti arit, golok, pedang dan lainnya.

Kualitas Pacul Lokal Tak Kalah, Tapi Harga yang Impor Lebih Murah

Pacul belakangan ini kembali ramai diperbincangkan. Presiden Joko Widodo menyinggung alat kerja pacul saja Indonesia masih impor.

Masuknya produk impor pacul ternyata juga mempengaruhi pelaku industri kecil menengah (IKM) pacul di Indonesia. Mereka merasa penjualan mereka turun semenjak masuknya produk pacul impor.

Menanggapi hal itu Direktur Jenderal IKM dan Aneka, Gati Wibawaningsih menilai secara kualitas produk pacul Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan produk impor.

“Kalau soal kualitas, kita sudah uji kualitas, itu nggak jadi masalah. Nah yang jadi masalah harga yang impor lebih murah,” ujarnya.

Menurut Gati yang jadi masalah dari masuknya produk pacul impor dari sisi harga. Hal itu membuat produk-produk pacul Indonesia sulit bersaing.

Meski begitu menurutnya, untuk saat ini harga pacul impor tidak jauh berbeda dengan harga pacul dalam negeri. Asalkan produk pacul impor yang masuk benar-benar mengikuti aturan.

“Sebenarnya kalau sekarang, kalau dilihat dari harganya bisa kompetisilah sama produk impor. Asal benar mereka bayar pajak, paling nggak jauh beda. Kalau harganya nggak jauh beda orang masalah kan harus urus izin dan lainnya, belum risiko barang tidak sampai,” tambahnya.

Namun Gati tidak menyebut berapa besaran perbandingan harga produk pacul impor dan lokal. (dtc/hm04)

Sumber : detik
Editor : Jannes Silaban

Related Articles

Latest Articles