8.5 C
New York
Thursday, March 28, 2024

FOMC Minutes Dinanti, Diprediksi Pasar Keuangan dan Harga Emas akan Bergerak Terbatas

Medan, MISTAR.ID

Laju tekanan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang sebelumnya merealisasikan angka yang lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya, akan menjadi pertimbangan Bank Sentral AS atau The FED dalam menentukan besaran suku bunga acuannya.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin sejauh Dia melihat The FED bisa saja tidak akan seagresif sebelumnya dalam menaikkan besaran bunga acuan.

“Di pekan ini, FOMC Minutes (pertemuan yang menghasilkan pengumuman penting dalam skala luas bagi para investor) akan menjadi momen besar yang dinanti oleh pelaku pasar. Dalam FOMC Minutes tersebut The FED akan mengutarakan proyeksi terkait perekonomian AS serta bagaimana arah kebijakan suku bunga acuan. Nah, disaat itu baru akan terlihat bagaimana pasar merespon sejumlah rencana kebijakan Bank Sentral AS. Dan FOMC Minutes yang dijadwalkan di akhir pekan nanti akan mempengaruhi pergerakan pasar dalam jangka pendek,” jelas Dosen UISU, Senin (15/8/22).

Baca juga:Penjaga Toilet Pasar Kartini Kisaran Ditemukan Tewas di Rumahnya

Sejauh ini, dijelaskan Gunawan data inflasi yang sedikit melandai di AS membuat US Dolar melemah terhadap sejumlah mata uang lainnya. Termasuk terhadap mata uang Rupiah. Meskipun US Dolar index sendiri masih di atas 100, atau dikisaran 105. Namun posisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode bulan juli yang sempat berada di level 109.

“Jika nantinya The Fed diindikasikan tidak akan agresif menaikkan bung acuan, dan US Dolar Index dalam tekanan. Maka Bank Indonesia (BI) kian berpeluang untuk tidak menaikkan besaran bunga acuannya. Terlebih mata uang rupiah saat ini ditransaksikan dikisaran level 14.661 per US Dolarnya. Atau menguat dibandingkan posisi saat BI justru mempertahankan besaran bunga acuan di akhir Juli kemarin, yang sempat bertengger tidak jauh dari level 14.900-an,” urainya.

Baca juga:Harga Emas Menguat 0,82 Persen

Sementara itu, untuk mata uang Rupiah dalam sepekan kedepan berpeuang akan bergerak dalam rentang 14.553 hingga 14.730. Namun tekanan Rupiah berpeluang terjadi di awal pekan ini, seiring dengan rilis data neraca perdagangan bulan Juli, yang diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Sementara IHSG secara teknikal berpeluang bergerak dalam rentang 7.000 hingga 7.193. Sedangkan harga emas sendiri saya melihatnya masih berpeluang bergerak stabil, dengan potensi bergerak dalam rentang 1.790 hingga 1.820 US Dolar per ons troynya. Pasar keuangan dan harga komoditas emas diperkirakan baru akan berfluktuasi lebar setelah FMOC Minutes nantinya. Dan sebelumnya akan bergerak stabil dan lebih dipengaruhi sentiment teknikal,” tutupnya. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles