7.5 C
New York
Monday, April 22, 2024

Dolar Terpuruk, Euro Melambung

New York, MISTAR.ID

Nilai tukar Dolar AS mengalami kejatuhan terendah lebih dari empat bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), sementara mata uang euro melambung tinggi.

Lonjakan mata uang euro ini terjadi setelah negara-negara Uni Eropa mencapai kesepakatan rencana stimulus besar-besaran untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terperosok akibat virus corona.

Sentimen menguat menyusul kesepakatan Uni Eropa dan mengangkat mata uang komoditas, yang cenderung menguntungkan pada saat selera risiko meningkat. Dolar Australia naik ke level tertinggi 15-bulan terhadap greenback, mata uang Selandia Baru menyentuh tertinggi enam bulan, dan dolar Kanada naik ke level terkuat dalam enam minggu.

Baca Juga: IMF Ramalkan Resesi, Bursa Saham AS Tak Mampu Menjalar ke Asia

Kesepakatan Uni Eropa — kompromi mengenai kekhawatiran oleh negara-negara yang dianggap hemat seperti Belanda, Austria, dan Swedia, tentang bantuan untuk lebih banyak tetangga mereka yang lebih boros — dipuji sebagai sinyal penting persatuan oleh para pemimpin Eropa dan landasan bagi pemulihan ekonomi, tetapi juga mengungkapkan potensi keretakan yang bisa menghambat kesepakatan di masa depan.

“Ini adalah fakta penting yang akhirnya bisa mereka lakukan, mereka membuat semua orang setuju. Ini kurang dari yang saya pikir mereka akan lakukan sehingga pengaruhnya terhadap euro akan terbatas,” kata Joseph Trevisani, analis senior di FXStreet.com.

Hasil menggembirakan dari beberapa uji coba vaksin Covid-19 pada Senin (20/7/20) juga membuat sentimen tetap kuat dan memberikan dorongan tambahan bagi pasar saham global.

Baca Juga: Ekonomi Negara Miskin Runtuh, Ini yang Dilakukan G20

Dalam perdagangan sore, euro menguat 0,69 persen menjadi 1,15275 dolar, setelah sebelumnya mencapai 1,154 dolar per euro, level tertinggi sejak 11 Januari 2019.

Terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, dolar jatuh 0,64 persen menjadi 95,123, terendah sejak awal Maret.

Analis ING mengatakan mereka mencari “lebih banyak keuntungan menjadi 1,20 dolar akhir tahun ini” karena kelemahan dolar muncul ketika perjanjian dana pemulihan cukup signifikan “untuk tidak mendorong investor keluar dari posisi jangka panjang euro mereka,” khususnya terhadap dolar, di mana prospek telah menjadi gelap selama sisa tahun ini.

Baca Juga: Krisis Ekonomi Era SBY dan Era Jokowi, Bedanya Ada di Buku Sri Mulyani

Dolar Australia melonjak 1,83 persen pada 0,7146 dolar AS, juga terangkat setelah bank sentral menawarkan beberapa kejutan dalam risalah dari pertemuan bulan lalu.

Dalam pidatonya, Gubernur Philip Lowe mengatakan sementara dia lebih suka dolar Aussie yang lebih murah, pemulihan 27 persen dari posisi terendah Maret didukung oleh fundamental.

Dolar Selandia Baru juga melonjak 1,08 persen menjadi 0,6645 dolar AS, dolar Kanada menguat 0,72 persen menjadi 1,3436 dolar Kanada per dolar AS. Dolar turun 0,45 persen terhadap yen menjadi 106,78 yen.(antara/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles