6.6 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Dolar Tergelincir Karena Aksi Ambil Untung

New York, MISTAR.ID

Dolar tergelincir dari tertinggi 20 tahun terhadap banyak mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Sabtu (30/4/22) pagi WIB, karena aksi ambil untung. Namun membukukan bulan terbaik dalam tujuh tahun karena kekhawatiran tentang ekonomi global dan Federal Reserve yang hawkish mendukung permintaan greenback.

Dolar mencapai level tertinggi 20 tahun terhadap yen pada Kamis (28/4/22), karena mata uang Jepang dirugikan oleh kebijakan bank sentral Jepang (BOJ) yang dovish. Dolar juga mencapai tertinggi lima tahun terhadap euro, yang telah turun tajam sejak invasi Rusia ke Ukraina, karena investor khawatir tentang keamanan energi Eropa, inflasi dan pertumbuhan.

Greenback mengembalikan sebagian dari kenaikan itu pada Jumat (29/4/22) karena investor mengambil untung, tetapi masih mengakhiri bulan ini dengan kuat.

Baca Juga:Dolar Naik Mingguan Terbesar dalam Sebulan, Pengaruh Pesan “Hawkish” Fed

“Kami telah melihat beberapa kekuatan dolar berbasis luas. Ada cerita umum, yang lebih berkaitan dengan kekhawatiran tentang siklus global dan yang membantu dolar melalui penghindaran risiko, tetapi kemudian ada beberapa cerita istimewa seperti dolar/yen,” kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas di UBS di New York, dikutip dari Reuters.

Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya terakhir 102,94, setelah mencapai 103,93 pada Kamis (28/4/22), yang merupakan tertinggi sejak Desember 2002. Naik 4,76 persen pada bulan tersebut, kenaikan terbesar sejak Januari 2015.

Yen berada di 129,32, setelah mencapai 131,24 pada Kamis (28/4/22), terlemah sejak April 2002. Dolar melonjak 6,41 persen terhadap mata uang Jepang pada April, bulan terbaik sejak November 2016.

Baca Juga:Emas Anjlok 38,7 Dolar AS, Ketegangan Geopolitik di Ukraina Dapat Mereda

BOJ pada Kamis (28/4/22) memperkuat komitmennya untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah dengan berjanji untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap hari untuk mempertahankan target imbal hasil, memicu aksi jual baru dalam yen.

Euro berada di level 1,0569 dolar, setelah turun menjadi 1,0470 dolar pada Kamis (28/4/22), terendah sejak Januari 2017. Mata uang tunggal tersebut telah anjlok 4,51 persen bulan ini, terbesar sejak Januari 2015.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin dan mengumumkan rencana untuk mengurangi neraca 9 triliun dolar AS ketika mengakhiri pertemuan dua hari pada Rabu (4/5/22) karena mengatasi inflasi yang melonjak. (antara/hm14)

Related Articles

Latest Articles