8.2 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Di Tengah Ketegangan Geopolitik, Harga Emas Terangkat 5,40 Dolar

Chicago, MISTAR.ID

Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (23/9/22) pagi WIB, memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut didorong oleh meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Namun dolar AS yang lebih kuat menahan keuntungan logam kuning lebih lanjut.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 5,40 dolar AS atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 1.681,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.693,50 dolar AS dan posisi terendah di 1.663,30 dolar AS.

Emas berjangka terdongkrak 4,60 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.675,70 dolar AS pada Rabu (21/9/22), setelah jatuh 7,10 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.671,10 dolar AS pada Selasa (20/9/22), dan tergelincir 5,30 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.678,20 dolar AS pada Senin (19/9/22).

Baca Juga:Harga Emas Menguat Jelang Keputusan Federal Reserve

Perang di Ukraina kian memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memanggil 300.000 tentara cadangan untuk berperang dan mendukung rencana guna mencaplok bagian-bagian negara itu, mengisyaratkan bahwa dia siap untuk menggunakan senjata nuklir.

Putin mengatakan dia telah menandatangani dekrit tentang mobilisasi parsial, yang secara signifikan meningkatkan apa yang disebut Rusia sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina, dan memperingatkan bahwa Moskow akan merespons dengan kekuatan seluruh persenjataannya jika Barat melanjutkan apa yang disebutnya sebagai “nuclear blackmail”.

Namun demikian, kekuatan dalam dolar AS, didorong oleh kenaikan suku bunga 75 basis poin Federal Reserve pada Rabu (21/9/22), membatasi pertumbuhan emas.

Baca Juga:Harga Emas Jatuh

Emas sempat jatuh dalam perdagangan elektronik setelah pertemuan Federal Reserve pada Rabu (21/9/22) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan tiga perempat poin, sesuai dengan ekspektasi pasar. Ini adalah ketiga kalinya bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin tahun ini.

Bank sentral AS memberikan nada yang lebih hawkish dari yang diperkirakan tentang jalur suku bunga di masa depan, memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga AS akan mengakhiri tahun ini jauh di atas 4,0 persen.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank perlu mengambil langkah-langkah yang jauh lebih agresif untuk memerangi inflasi yang panas, dan sebagai akibatnya siap untuk memberikan tekanan pada ekonomi dan pasar kerja.(antara/hm15)

Related Articles

Latest Articles