15.6 C
New York
Saturday, May 18, 2024

Di Medan Dan Pematangsiantar, Harga Bawang Putih Rp52 Ribu per Kg

Medan | MISTAR.ID – Harga bawang putih yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Medan naik signifikan dalam sepekan terakhir. Saat ini, rata-rata harga bawang putih dipatok pada level Rp50.000 hingga Rp52.000 per Kg. Angka tersebut naik dua kali lipat dibanding sepekan sebelumnya yang masih bertengger di level Rp25.000 hingga Rp28.000 per Kg.

Salah seorang pedagang di Pasar MMTC, Jakson mengungkapkan, kenaikan harga bawang putih tersebut terjadi setiap hari dalam kurun waktu sepekan terakhir. “Ini karena ada isu-isu virus corona di China itu,” katanya, Rabu (5/2/20).

Kenaikan harga bawang putih itu secara bertahap. Mulanya, naik dari Rp25.000 per Kg menjadi Rp28.000 per Kg. Harga kemudian naik lagi hingga menembus angka Rp30.000 per kg pada akhir pekan lalu. Kemudian, pada Senin dan Selasa kemarin, harga sudah di atas Rp45.000 per Kg.

Salah seorang pedagang di Pasar Petisah, Rahmad juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, kenaikan harga bawang putih tersebut terjadi di tingkat distributor. “Sekarang kita ambil dari distributor sudah Rp45.000,” katanya.

Kenaikan harga bawang putih itu utama dipengaruhi oleh virus korona yang merebak di China. Merespon informasi itu, aksi spekulasi terjadi di pasaran. Sebab, sebagian besar bawang putih yang beredar di pasar Medan diimpor dari China. Sisanya barang impor dari India, itu pun sangat jarang pedagang yang menjualnya.

Aksi spekulasi importir dan distributor ini menyebabkan harga bawang putih ditingkat konsumen melambung signifikan. Padahal, sejauh ini pasokan bawang putih ke pedagang masih dalam kondisi normal.

Selain itu, kebijakan pemerintah menyetop sementara impor bawang putih dari China, untuk mencegah masuknya virus korona ke Indonesia, semakin memperparah aksi penaikan harga bawang putih di pasaran. “Pasti besok akan naik lagi,” kata salah seorang distributor bawang, Utari Sinaga.

Dia menyebut, selama ini dia biasanya memasok bawang putih dari importir sebanyak 1 ton tiap hari. Dengan naiknya harga saat ini, pihaknya memilih untuk menambah pasokan hingga 2 ton tiap hari.

Penambahan itu dilakukan untuk menghindari kenaikan harga di tingkat importir pada hari berikutnya. “Soalnya, permintaan dari pedagang juga tinggi. Kan mereka berpikir besok akan naik lagi. Jadi dibeli banyak-banyak untuk stok,” jelasnya.

Begitupun, harga di konsumen akhir tetap naik karena aksi spekulasi yang dimainkan importir, distributor dan pedagang. Salah seorang pembeli, Edi Yusuf mengatakan, sangat diberatkan dengan kenaikan harga bawang putuih tersebut. “Ini sudah terlalu mahal,” ucapnya.

Edi sendiri merupakan pengusaha rumah makan. Dalam sehari, dia biasanya menggunakan bawang putih sebanyak 10 kg. Dengan kenaikan harga bawang putih itu, dia terpaksa mengurangi pembelian. Imbasnya, dia terpaksa mengurangi bawang putih dalam campuran bumbu masak.

“Biasanya juga saya beli bawang putih cukup banyak untuk stok. Tapi sekarang tidak dulu karena mahal,” tandasnya

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2018 lalu, Sumatera Utara mengimpor bawang putih sebanyak 70,41 juta ton. Sebanyak 70,18 juta ton diimpor dari China, sisanya dari India. Sementara, pada 2019 angka ini mengalami penurunan signifikan. Tahun lalu, Sumut hanya mengimpor bawang putih sebanyak 29,24 juta ton.

Pematangsiantar

Kenaikan harga bawang putih di Kota Medan, juga terjadi di Kota Pematangsiantar. Harga rata-rata bawang putih di pasar tradisional di daerah ini mencapai Rp50-55 ribu per Kg. Padahal sebelumnya hanya Rp25 ribu per Kg.

Wawancara Mistar dengan beberapa pedagang bawang putih di pasar tradisional Pematangsiantar, Rabu (5/2/20), salah satunya boru Purba, pedagang sayur kaki lima di Pasar Dwikora mengatakan, naiknya harga bawang membuat dirinya hanya sanggup membeli satu karung saja.

“Harga bawang putih tidak jelas gimana selanjutnya. Jadi saya tidak berani ambil banyak-banyak, palingan hanya sekarung saja. Tiap karung biasanya dari agen sebanyak 20 kilogram. Perkilogram dihargai Rp45-48 ribu,” ujarnya.

Di tempat terpisah, R.Ritonga, adalah salah seorang pedagang dan juga agen bawang putih di Pasar Horas menyebutkan, harga bawang putih melambung tinggi karena pemerintah menyetop impor dari China.

“Barang-barang ini kebanyakkan berasal dari China. Petani kita kurang mampu menghasilkan bawang putih sebagus ini,” katanya sambil memperlihatkan bawang putih yang berasal dari China.

Lain halnya dengan S.Tanjung, yang menggelar lapak dagangannya di dalam Pasar Dwikora Parluasan, Pematangsiantar. Ia menuturkan, kenaikan harga bawang putih, tidak sepenuhnya dipicu keputusan pemerintah menyetop impor dari China, melainkan adanya pedagang yang berspekulasi memanfaatkan kondisi saat ini.

“Tidak sepenuhnya disebabkan masalah virus korona. Ada oknum nakal yang memanfaatkan kondisi saat ini. Katanya bawang putih naik dari petani, padahal di kampung sana banyak petani yang miskin. Bisa jadi para tengkulak atau agen yang suka-sukanya memainkan harga,” ujar lelaki yang sudah berdagang selama 20 tahun lebih ini.

Dia berharap pemerintah segera turun ke pasar untuk mengontrol harga bawang putih maupun bahan lainnya. Sebab sekarang saat ini, hanya pedagang tertentu saja yang bisa mengambilnya, sementara pedagang kecil seperti yang di kaki lima, sudah tidak sanggup jika harga bawang putih terus meningkat.

Reporter: Daniel/Yetti
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles