16.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Corona Di AS Dan Jerman Meningkat, Harga Minyak Terperosok

Washington, MISTAR.ID

Peningkatan penyebaran virus corona di Amerika Serikat dan Jerman membuat harga minyak mentah dunia anjlok hingga US$2 per barel atau sekitar 5 persen dari harga sebelumnya.

Dilansir Kamis (25/6/20), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terkontraksi US$2,32 atau 5,4 persen menjadi US$40,31 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun US$2,36 atau 5,8 persen menjadi US$38,01 per barel di New York Mercantile Exchange.

Administrasi Informasi Energi (Energy Information Administration/EIA) menyatakan stok minyak mentah AS meningkat sekitar 299 ribu barel menjadi 1,4 juta barel pada pekan lalu. Capaian ini menjadi rekor ketiga kenaikan mingguan secara berturut-turut. Di sisi lain, kasus virus corona kembali meningkat di AS. Bahkan, peningkatan tercatat sebagai terbesar kedua sejak pandemi corona menyebar di AS.

Baca juga : Harga Minyak Terpuruk Negatif. Apa yang terjadi?

Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organizations/WHO) mencatat ada 26.519 kasus baru di Negeri Paman Sam. Dengan kasus tersebut, total kasus corona di AS mencapai 2,29 juta dengan jumlah kematian mencapai 120 ribu orang.

Peningkatan kasus juga terjadi di negara-negara kawasan Amerika Latin, China, dan India. Hal ini membuat investor khawatir dan menambah tekanan bagi harga minyak mentah dunia.

“Pasar memberi sinyal bahwa jika tidak mendapatkan kepastian yang terus-menerus bahwa kita bangkit dari gangguan permintaan yang terjadi karena pandemi, harga minyak yang lebih tinggi benar-benar tidak masuk akal,” kata Wakil Presiden Riset Pasar di Tradition Energy di Stamford Gene McGillian.

Kekhawatiran ini juga membuat nilai tukar dolar AS menguat dari mata uang lain. Peningkatan nilai dolar AS akan membebani importir di sejumlah negara. Padahal, permintaan impor tengah menurun di China dan India.

Impor minyak mentah ke China diperkirakan akan melambat pada kuartal III 2020. Begitu pula dengan India yang pada Mei 2020 saja sudah menyentuh kisaran permintaan seperti Oktober 2011.

Sementara Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengungkapkan penurunan ekonomi akan lebih luas dan dalam dari perkiraan sebelumnya. Bahkan, kemungkinan IMF akan memangkas kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020.(cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles