11.5 C
New York
Tuesday, April 16, 2024

Batavia Sekuritas Tutup Bisnis Broker Saham, Bakal Fokus ke Aset

Jakarta, MISTAR.ID

PT Batavia Prosperindo Sekuritas disebut-sebut akan menyerahkan secara sukarela Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB) kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini berarti, perusahaan tersebut tidak lagi memiliki izin untuk memberikan jasa perdagangan efek atau broker saham.

Surat itu bernomor SPAB-220/JATS/BEI.ANG/08-2000 yang diterbitkan pada 24 Agustus 2000 lalu. “Dengan rencana penyerahan SPAB secara sukarela tersebut, maka nantinya perusahaan tidak dapat lagi memberikan layanan jasa transaksi perdagangan efek,” tulis pengumuman perusahaan tersebut edisi 5 Oktober 2021 seperti dikutip media, Jumat (8/10/21).

Manajemen Batavia Prosperindo Sekuritas mengatakan setiap nasabah yang masih memiliki efek dan saldo dana tersimpan untuk mengajukan pemindahan secara tertulis kepada perusahaan. Nantinya, nasabah harus melampirkan bukti yang sah dalam mengajukan hal tersebut. “Melampirkan bukti-bukti yang sah atas atau terkait dengan pengajuannya tersebut dalam jangka waktu sampai 15 Oktober 2021,” jelas manajemen.

Baca Juga:BEI Berikan Stimulus 50% bagi Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat

Setelah pengajuan diverifikasi, manajemen akan langsung memindahkan efek dan dana sesuai permintaan nasabah. Untuk informasi lebih lanjut, nasabah dapat menghubungi kontak customer service di nomor 021-5207374.

Sementara, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan Batavia Group akan lebih fokus pada bisnis manajemen aset. Dengan demikian, manajemen tak perlu lagi izin bisnis perdagangan saham. “Batavia Group akan lebih fokus ke bisnis manajemen aset, sehingga mereka merasa perlu untuk mengembalikan bisnis perdagangan saham mereka,” ucap Laksono kepada wartawan.

Ia menambahkan untuk prospek bisnis broker saham secara nasional sebenarnya masih cukup baik. Hal ini karena jumlah rekening efek masih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk. “Namun kompetisi di bisnis sekuritas juga semakin meningkat, sehingga membutuhkan komitmen dan modal yang cukup besar untuk pengembangan sistem,” tutup Laksono. (cnn/hm12)

Related Articles

Latest Articles