10.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Bank Indonesia Canangkan SIAP QRIS di Pasar Horas dan Balairung Rajawali Siantar

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Pematangsiantar mencanangkan program Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai QR Code Indonesian Standard (SIAP QRIS) di Pasar Horas dan Balairung Rajawali Kota Peatangsiantar.

Kepala KPw BI Pematangsiantar, Teuku Munandar dalam kata sambutannya menyebutkan bahwa ke depannya, ekonomi digital atau non tunai akan semakin berkembang, dan Indonesia menjadi salah satu negara yang transaksi non tunainya akan berkembang sangat cepat.

“Kenapa (transaksi non tunai akan berkembang sangat cepat)? Karena potensinya sekarang itu ada 345 juta pengguna HP (handphone), padahal penduduk Indonesia itu hanya sekitar 270-an juta, artinya ada satu orang yang memegang lebih dari 1 HP,” bebernya merinci.

Baca juga: Pengguna QRIS di Sumut Sudah 91%

Alasannya lainnya, kata Teuku, 90 persen penduduk Indonesia menggunakan smartphone, jadi hanya 10 persen yang menggunakan HP jaman dulu (Jadul). Kemudian pengguna internet ada 202 juta orang, Indonesia nomor 4 di dunia pengguna internet terbanyak.

“Kondisi ini tentunya menjadi tantangan bagi bapak ibu (pedagang) di pasar tradisional yaitu di Pasar Horas dan Pasar Balairung Rajawali,” tutur Teuku yang kemudian menggambarkan bagaimana ke depannya para ibu-ibu yang belanja ke pasar akan memilih pembayaran non tunai.

“Perubahan perilaku masyarakat yang beralih ke non tunai, terutama anak-anak milenial harus kita sikapi, karena anak-anak milenial ini, 4-5 tahun lagi akan menjadi ibu-ibu, menikah dan punya anak. Tentunya, transaksi non tunai yang sudah biasa dilakukan akan terbawa saat ibu-ibu ini belanja kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

Menurut Teuku, kalau hal itu tidak disikapi, pasar dikuatirkan akan semakin sepi, karena orang belanja lebih memilih non tunai. “Bagaimana kita menghadapi perkembangan ini, kita harus bersahabat dengan teknologi, kalau kita tidak berubah, kita akan dilindas oleh perubahan. Ini harus kita sikapi, supaya kita bersahabat dengan teknologi,” tukasnya.

Baca juga: ‘Transaksi’ Pasar Horas: Level 4 Anjlok 70 %, Level 3 Anjlok 40 %

Pedagang Pasar Horas dan Pasar Balairung Rajawali, kata Teuku, harus bangga bisa terpilih untuk program SIAP QRIS dari Bank Indonesia dan Kementerian Perdagangan. “Kita harus bangga, pasar ini dipilih dari sekian ribu pasar di Indonesia oleh kemendag dan BI sebagai percotohan. Jadi ada 51 pasar yang dipilih di 49 kabupaten/kota yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Dan untuk mendukung pelaksanaan program SIAP QRIS, kata Teuku, Bank Indonesia melalui KPw BI Pematangsiantar memberikan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa jaringan wifi selama 5 tahun ke depan sebagai sarana dan prasarana pendukung digitalisasi pasar.

Pakai QRIS, Kantong Wali Kota Tak Koyak

Wali Kota Pematangsiantar, H Hefriansyah menyatakan sangat mendukung program tersebut. “Pedagang tradisional, bolehlah melekat hanya label saja, tapi aktifitasnya harus mengikuti perkembangan jaman, harus mengikuti teknologi, kalau tidak kita pasti ketinggalan, aku yakinkan itu,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Hefriansyah mencontohkan bagaimana dirinya yang tidak membawa uang. “Aku kemari tak bawa duit, kemana-mana aku tak bawa duit. Supaya orang pun, gak ‘lapor pak wali’, gak koyak kantongku. Tapi kalau mereka bawa QRIS, kucairkan. Mana QRIS-mu, kucairkan langsung,” ujarnya.

Baca juga: PD PHJ Siantar Maksimalkan Pasar Balairung Rajawali

Bahkan di saat setelah membeli buah-buahan dari salah seorang pedagang Pasar Horas dengan menggunakan QRIS, Hefriansyah kembali menantang para hadirin untuk menunjukkan QRIS-nya agar ia memberikan uang non tunai melalui QRIS. Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Horas Jaya, Toga Sehat Sihite mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia.(ferry/hm09)

Related Articles

Latest Articles