7.5 C
New York
Friday, April 19, 2024

Warning Pegiat Lingkungan: Waspadai ‘Greenwashing’ Sebelum Membeli

Jakarta, MISTAR.ID

Warning datang dari pegiat lingkungan hidup Teguh Handoko. Kewaspadaan katanya sangat diperlukan ketika kita berhadapan dengan berbagai tawaran produk yang pemasarannya dipoles dengan keahlian komunikasi suruhan produsen.

Handoko yang juga pendiri The Earthkeeper Indonesia itu mengajak masyarakat untuk kritis sebelum membeli produk atau jasa yang diklaim sebagai produk ramah lingkungan.

“Kita sebagai konsumen harus betul-betul kritis sebelum melakukan pembelian, apakah produk barang dan jasa yang kita akan beli ini betul-betul ramah lingkungan atau greenwashing belaka,” ujar Teguh dalam peluncuran “Ngopi Membumi” pada Kamis (19/8/21).

Baca Juga: Berjalan Kaki dari Danau Toba ke Istana, Togu Simorangkir Membawa Misi Kelestarian Lingkungan

Greenwashing adalah istilah dalam strategi komunikasi atau pemasaran untuk memberikan citra yang ramah lingkungan, baik dari segi produk, nilai, maupun tujuan perusahaan tanpa benar-benar melakukan kegiatan yang berdampak bagi kelestarian lingkungan.

Teguh mengatakan saat ini banyak sekali konsumen yang lebih memilih untuk membeli produk atau jasa yang betul-betul ramah lingkungan. Sebagian besar produk yang mengklaim diri mereka ramah lingkungan juga kerap mencantumkan label atau tanda bahwa produk mereka dapat di daur ulang serta ramah lingkungan.

“Jangan sampai kita tertipu, lakukan riset kecil seperti pengecekan di Google. Jangan lantas percaya pada logo atau emblem yang tercantum pada produk tersebut,” kata Teguh.

Baca Juga: Kasus Pencemaran Merkuri di Madina, Walhi: Ada Permainan di Sini

Lebih lanjut Teguh menyarankan konsumen untuk memeriksa produk atau jasa yang hendak dibeli melalui situs resmi atau cari rekomendasi lainnya di mesin pencari Google. Menurut Teguh hal ini penting untuk dilakukan, mengingat sejumlah kasus yang beredar di luar negeri terkait perusahaan yang mengklaim produk barang dan jasa mereka sebagai ramah lingkungan, namun ternyata tidaklah demikian (greenwashing).

Beberapa waktu lalu, aktivis iklim Greta Thunberg telah menggunakan wawancara dengan majalah gaya dan budaya terkemuka untuk menyebut sejumlah perusahaan terkemuka khususnya industri fesyen dan panganan menggunakan strategi greenwashing untuk mengambil simpati para konsumen.

“Banyak yang membuat seolah-olah industri mulai mengambil tanggung jawab, dengan menghabiskan jumlah fantasi pada kampanye di mana mereka menggambarkan diri mereka sebagai ‘berkelanjutan’, ‘etis’, ‘hijau’, ‘netral iklim’ dan ‘adil’. Tapi mari kita perjelas, hampir tidak pernah sungguh-sungguh ada (ramah lingkungan) selain murni greenwashing,” tulis Thunberg

Selain Thunberg, Kepala seleksi dan penasihat dana, DBS Private Bank John Ng juga mencoba mendefinisikan greenwashing sebagai representasi keliru yang mencoba memanfaatkan meningkatnya minat pada produk atau layanan ramah lingkungan dan berkelanjutan, sebagaimana dikutip dari laman Business of Fashion.(antara/hm02)

 

 

Related Articles

Latest Articles